BAJAWA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerja ekstra keras untuk memikat wisatawan asing dan Nusantara menikmati keindahan alam dan budaya NTT.
Upaya-upaya untuk mempromosikan keunikan alam, kampung tradisional, budaya, kain tenun NTT serta tari-tarian dan lain sebagainya sudah dilakukan oleh berbagai pihak, baik pihak swasta maupun pemerintah.
Sejalan dengan perencanan arah pembangunan yang memprioritaskan Provinsi NTT menjadi provinsi pariwisata dalam lima tahun kedepan maka 23 kabupaten dan kota di NTT harus gencar menata dan mendata obyek-obyek wisata untuk memikat wisatawan.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub NTT Josef Adrianus Nai Soi siap membawa NTT ke arah perubahan melalui pengembangan pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat akan diikuti oleh berbagai sektor lain, seperti sektor pertanian, perdagangan dan lain sebagainya. Hasil-hasil pertanian, seperti sayur-sayuran untuk kebutuhan wisatawan asing dan Nusantara harus bersumber dari alam NTT.
Saat ini Gubernur NTT sudah mencanangkan rumah penduduk dijadikan homestay layak huni dengan toilet yang bersih. Selain itu, gubernur juga menginstruksikan kepada bupati di 23 kabupaten untuk mempersiapkan lima festival khas daerah masing-masing setiap tahun.
Hal ini dijelaskan Wagub NTT Josef Adrianus Nai Soi saat membuka pesta Reba adat masyarakat Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, Selasa (15/1/2019).
Untuk itu, masyarakat menyiapkan kamar yang standar agar wisatawan langsung menginap di rumah warga. Ini juga sekaligus wisatawan belajar tentang kehidupan masyarakat NTT.
“Selama ini segelintir orang yang menikmati kue pariwisata Nusa Tengara Timur. Ini yang harus ditata kembali. Pemerintah mengharapkan masyarakat seluruh Nusa Tenggara Timur mendapatkan keuntungan dari pariwisata yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi unggulan wisatawan asing dan nusantara karena keunikan-alam dan budaya Nusa Tenggara Timur yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia,” katanya.
Ketujuh festival yang sedang gencar dipromosikan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Festival Menangkap Paus Secara Tradisional
Festival ini dilakukan masyarakat Lamalera di Kabupaten Lembata. Tradisi ini sudah dikenal luas oleh dunia internasional. Pemprov NTT akan menjadikan tradisi menangkap paus dengan alat tangkap tradisional menjadi ajang festival tahunan.