JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Kamboja kembali sepakat untuk saling mempromosikan potensi wisata. Kesepakatan itu tertuang dalam perpanjangan MoU Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua negara yang sudah berlangsung 20 tahun, sejak 1999.
MoU tersebut disepakati saat Menteri Pariwisata Arief Yahya diundang secara khusus oleh Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon, di sela-sela acara ATF 2019, ASEAN Tourism Forum 2019 di Ha Long Bay, Vietnam, Jumat, (18/1/2019).
“Kami mengusulkan tahun ini MoU itu sudah selesai ditandatangani. Kami mengundang Pak Menteri Arief untuk datang ke Kamboja,” kata Thong Khon, Minister of Tourism of the Kingdom of Cambodia dalam siaran pers yang diterima KompasTravel.
Selain itu, Thong juga mengusulkan agar ada penerbangan langsung (direct flight) dari Phnom Penh ke Yogjakarta. Menurutnya, dulu tahun 1970-an, Royal Cambodia pernah terbang langsung ke Yogyakarta, tetapi sudah lama berhenti.
“Kami mengusulkan agar ada penerbangan kembali ke sana,” ujar Thong.
Ketiga, Menteri Thong juga mengusulkan kerjasama heritage to heritage, antara Angkor Wat dan Borobudur. Sama-sama world heritage yang sudah diakui UNESCO.
“Kami mengusulkan agar kerjasama di bidang pariwisata diperkuat lagi,” ujarnya.
Selama ini sebenarnya ada program ASEAN, Trail of Civilization, antara Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar dan Indonesia. Saat ini Srilanka, India, Pakistan dan Bangladesh juga ingin bergabung dalam program heritage to heritage itu.
Menpar Arief Yahya menyetujui beberapa usulan tersebut.
“Soal MoU, akan kami percepat untuk segera diperbaharui. Tahun ini juga akan dituntaskan,” ujar Arief.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.