Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bertahannya Usaha Batik Tulis Celaket...

Kompas.com - 24/01/2019, 11:03 WIB
Andi Hartik,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Cerita tentang Batik Tulis Celaket (BTC) bermula ketika Hanan Jalil merintis usaha tersebut pada tahun 1997.

Setahun berselang, usaha batik itu tutup dan berhasil bangkit lagi pada tahun 2000. Kondisi perekonomian dalam negeri dan kebijakan pemerintah sangat menentukan keberlangsungan bisnis tenun khas Malang itu.

Pada tahun 2003, batik tulis yang menyajikan motif Malangan itu kembali tutup. Lagi - lagi, kondisi perekonomian dan keberpihakan pemerintah yang membuat bisnis itu gulung tikar.

"Karena tidak ada keberpihakan pemerintah kepada pengusaha kecil terutama di dunia tekstil. Tekstil lokal hancur karena banyak yang impor," kata Hanan Jalil, Selasa (22/1/2019).

"Tahun 2006 itu kita mulai lagi. Tahun 2008 tutup, pada 2010 mulai lagi sampai sekarang. Jadi mengalami jatuh bangun empat kali," imbuhnya.

Proses membatik di Batik Tulis Celaket, Selasa (22/1/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Proses membatik di Batik Tulis Celaket, Selasa (22/1/2019)

Ada beberapa hal mendasar yang membuat Hanan tetap bertahan di tengah pasang surut bisnis batik tulisnya. Sejarah Kampung Celaket sebagai pusat tekstil pada masa Kerajaan Pamulang dengan Raja Empu Sindok pada tahun 927 membuatnya optimis dengan bisnisnya.

"Setiap ada kerajaan tidak mungkin tidak ada sentra tekstil," katanya.

Selain itu, kampung yang ada di Kecamatan Klojen, Kota Malang itu juga pernah menjadi pusat batik. Warga yang mendiami kawasan itu mayoritas membatik.

Namun, aktivitas membatik warga Kampung Celaket terhenti sekitar tahun 1970-an seiring mandeknya generasi pembatik.

Kondisi itu yang membuat Hanan Jalil optimistis dengan bisnis batik tulisnya. Ia sudah memiliki gerai di Jalan JA Suprapto 2 nomor 71 Kota Malang yang menjadi pusat bisnis batiknya.

"Ini batik kalau dibiarkan habis. Karena yang pertama saya dan keluarga saya di sini dari keturunan pembatik. Sangat sayang kalau tidak ada yang meneruskan," katanya.

Gerai Batik Tulis Celaket (BTC) di Jalan JA Suprapto 2 Kota Malang, Selasa (22/1/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Gerai Batik Tulis Celaket (BTC) di Jalan JA Suprapto 2 Kota Malang, Selasa (22/1/2019)

Adapun motif batik yang disajikan adalah batik motif Malangan. Salah satunya adalah motif topeng Malangan yang kental dengan kesenian topeng di Malang.

"Ini juga untuk melestarikan. Sehingga karyawan saya semua anak muda. Harapannya kedepan mereka punya pabrik sendiri - sendiri," ungkapnya.

Saat ini, Hanan mempekerjakan sebanyak 40 orang pembatik yang berasal dari warga sekitar. Selain itu, Hanan melalui Batik Tulis Celaketnya juga kerap mengadakan pelatihan membatik untuk siswa SD, SMP dan SMA.

Saat ini, Batik Tulis Celaket yang kental dengan motif Malangan sudah memiliki gerai di Jakarta, Bandung dan Bali. Produksi Batik Tulis Celaket juga sudah tembus ke pasar ekspor.

"Kalau ekspor ke Eropa, Amerika Serikat, Hawai. Ke Australia juga. Kalau ke Asutralia dibawa oleh bekas murid yang pernah belajar membatik di sini," katanya.

Hanan akan terus mengembangkan usaha batiknya itu. Ia berencana akan membangun sebuah gerai yang mencakup seluruh suvenir khas Malang termasuk Batik Tulis Celaket khas Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com