MALANG, KOMPAS.com - Cerita tentang Batik Tulis Celaket (BTC) bermula ketika Hanan Jalil merintis usaha tersebut pada tahun 1997.
Setahun berselang, usaha batik itu tutup dan berhasil bangkit lagi pada tahun 2000. Kondisi perekonomian dalam negeri dan kebijakan pemerintah sangat menentukan keberlangsungan bisnis tenun khas Malang itu.
Pada tahun 2003, batik tulis yang menyajikan motif Malangan itu kembali tutup. Lagi - lagi, kondisi perekonomian dan keberpihakan pemerintah yang membuat bisnis itu gulung tikar.
"Karena tidak ada keberpihakan pemerintah kepada pengusaha kecil terutama di dunia tekstil. Tekstil lokal hancur karena banyak yang impor," kata Hanan Jalil, Selasa (22/1/2019).
"Tahun 2006 itu kita mulai lagi. Tahun 2008 tutup, pada 2010 mulai lagi sampai sekarang. Jadi mengalami jatuh bangun empat kali," imbuhnya.
"Setiap ada kerajaan tidak mungkin tidak ada sentra tekstil," katanya.
Selain itu, kampung yang ada di Kecamatan Klojen, Kota Malang itu juga pernah menjadi pusat batik. Warga yang mendiami kawasan itu mayoritas membatik.
Namun, aktivitas membatik warga Kampung Celaket terhenti sekitar tahun 1970-an seiring mandeknya generasi pembatik.
Kondisi itu yang membuat Hanan Jalil optimistis dengan bisnis batik tulisnya. Ia sudah memiliki gerai di Jalan JA Suprapto 2 nomor 71 Kota Malang yang menjadi pusat bisnis batiknya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan