KOMPAS.com - Bahrain, negara di kawasan Teluk Persia, berencana membuka situs menyelam dengan konsep taman hiburan bawah air pada musim panas tahun ini. Berbagai benda akan dapat ditemui penyelam pada situs seluas 100 ribu meter persegi ini.
Pesawat tipe Boeing 747 merupakan salah satu benda tersebut. Nantinya, pesawat tersebut bakal sengaja dikaramkan di lautan demi menjadi daya tarik wisata.
Selain bangkai pesawat, akan ada pula replika rumah saudagar mutiara, terumbu karang artifisial, dan berbagai patung.
Namun, rencana ini mendapat tanggapan miring. Pakar kelautan Australia Adriana Huimanes menyebut, benda-benda asing ini berpotensi mengotori lautan.
“Memang, wreck diving (menyelam di antara puing-puing dan kapal karam) menawarkan pengalaman menyelam yang menarik, sekaligus salah satu cara paling kuno untuk menumbuhkan terumbu karang artifisial,” ujar Humanes yang kini berbasis di Newcastle University, Inggris.
Menurutnya, material-material puing seperti tembaga, aluminium, besi, dan polutan sejenis merupakan sumber korosi atau karat.
“Benda-benda itu akan melepaskan kandungan logam berat di dalam laut dan akan berdampak pada kehidupan laut di sekitarnya,” ujar Humanes.
“Ini juga menjadi ancaman keselamatan para penyelam,” lanjutnya.
Menanggapi suara miring yang beredar, Badan Pariwisata dan Pameran Bahrain mengatakan, ”Kami sudah cukup lama berupaya menghilangkan kontaminan di tubuh pesawat, mulai dari kabel, hidrolik, sistem bahan bakar, sampai semua kandungan plastik, karet, lem yang berpotensi meracuni air.”
Bahrain bukanlah pionir dalam upaya menjadikan bangkai pesawat sebagai daya tarik menyelam. Di Amerika Serikat, Boeing 727 yang tenggelam di Miami pada 1993 telah menjadi magnet para penyelam.
Di Turki, sebuah Airbus dibenamkan ke dasar perairan Aegean beberapa tahun lalu sebagai sarana pertumbuhan terumbu karang artifisial.
Konsep “hiburan bawah air” yang diusung Bahrain pun sudah pernah diterapkan negara lain, seperti Maladewa dengan hotel bawah airnya dan museum bawah air AS di Florida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.