Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarilah Bersama Penari Danding Rombeng Rajong di Flores Barat

Kompas.com - 25/01/2019, 11:17 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Komisioner Komisi Informasi Publik (KIP) Pusat, Romanus Ndau Lendong menjelaskan, warga di berbagai pelosok di Pulau Flores pada umumnya dan Manggarai Raya khususnya selalu merawat kebhinnekaan dalam berbagai bentuk, seperti tari-tarian yang melibatkan semua orang dari berbagai latar agama maupun suku.

Orang Flores itu satu dalam budaya untuk membangun toleransi, saling menghormati dan menghargai antar sesama yang memiliki latar belakang agama dan suku serta ras.

“Tarian Danding dan Mbata dapat diikuti oleh warga yang berlatar belakang berbeda. Namun satu dalam ikatan budaya yang kuat dan penuh kekeluargaan, persaudaraan dan bersatu. Tidak ada perbedaan di saat melaksanakan tarian Danding dan Mbata. Orang Flores sangat memegang teguh kebhinnekaan. Saya bersyukur melihat langsung tarian Danding dan Mbata dari warga Kecamatan Elar Selatan. Saya mengundang Kementeriaan Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk melihat budaya setempat yang merajut kebhinnekaan di tanah Flores, Nusa Tenggara Timur,” paparnya.

Bupati Manggarai, Deno Kamelus kepada Kompas.com di Ruteng, Kamis (13/12/2018) menjelaskan, tari-tarian yang dimiliki oleh masyarakat Manggarai Raya selalu berhubungan ikatan kekeluargaan, persaudaraan dan kerja sama. Berbeda dalam pandangan hidup namun bersatu dalam ikatan budaya yang khas dari masyarakat Manggarai Raya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com