Fosil binatang bertulang belakang yang dipamerkan di museum ini antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
3. Fosil binatang air
Tak hanya binatang bertulang belakang, Museum Sangiran juga menampilkan koleksi fosil binatang air seperti Crocodilus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusa (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
4. Batu-batuan
Terdapat bau-batuan yang dipamerkan di museum ini, seperti meteorit atau taktit, kalesdon, diatome, agate, dan ametis.
5. Alat-alat batu
Alat-alat jaman dahulu yang terbuat dari batu seperti serpih, bilan, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak perimbas-penetak juga disuguhkan di ruang pameran.
Museum Sangiran pun terus dikembangkan oleh pengelola. Bagi pengunjung yang hobi berswafoto, saat ini museum juga dilengkapi spot-spot menarik.
Terdapat jembatan dengan arsitektur menyerupai gading gajah berwarna putih, pancuran, dan sebagainya.
Baca juga: Situs Sangiran, dari Jawa Mengungkap Evolusi Dunia
Disebutkan, berdasarkan penelitian para ahli Geologi terdahulu, pada masa purba kawasan Museum Sangiran merupakan hamparan lautan.
Karena proses geologi dan bencana alam, letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, membuat Sangiran menjadi daratan.
Hal ini pun terbukti dari lapisan-lapisan tanah yang membentuk wilayah Sangiran berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain.
Tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya.
Terdapat beberapa klaster dari Museum Sangiran sendiri, seperti Museum Sangiran Klaster Ngebung, Museum Sangiran Klaster Dayu, Museum Sangiran Klaster Bukuran, dan Museum Sangiran Klaster Krikilan.
Klaster museum tersebut terletak tak jauh dari Museum Sangiran. Hanya berjarak beberapa kilometer dari Museum Sangiran ini.
Akses jalan menuju klaster-klaster ini terbilang memadai. Anda tak perlu takut tersesat, karena di sepanjang jalan di pasang penunjuk arah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.