Selesai dive pertama, semua penyelam kembali naik ke dive boat dan menuju dive site berikutnya bernama Red Buoy yang letaknya masih di sisi timur Pulau Atauro.
Untuk dapat bertahan lebih lama di dalam air pada dive berikutnya, para penyelam tidak boleh langsung terjun untuk dive kedua dan harus melakukan surface interval selama paling tidak 1 jam.
Dalam 1 jam tersebut, para penyelam saling berbagi mengenai apa saja yang dilihat pada dive sebelumnya sambil menikmati kudapan yang telah disediakan oleh dive center.
Para penyelam juga diperbolehkan berenang atau snorkeling di sekitar dive boat sebelum melakukan dive selanjutnya.
Setelah memindahkan BCD dan regulator ke tanki yang baru, para penyelam kembali melakukan pre-dive safety check sebelum melakukan rollback.
Penyelaman kedua tidak kalah menarik. Selalu ada hal yang baru yang dilihat tiap kali dive sehingga tidak akan pernah bosan.
Seusai dive kedua, para penyelam bersantap siang, dan setelah 1 jam surface interval, kembali lanjut melakukan dive ketiga.
Dive ketiga dilakukan di dive site bernama Coral Garden yang lokasinya berada di bagian selatan Pulau Atauro.
Setelah 1 jam di dalam air pada dive ketiga, kami kembali menaiki dive boat dan kembali ke Dili.
Bagi saya, 3 dive dalam sehari sudah sangat cukup. Cukup puas melihat keindahan alam bawah laut dengan kondisi badan yang tidak terlalu lelah.
Sesampainya di pelabuhan di Dili, mobil van sudah siap untuk mengantarkan para penyelam kembali ke dive center.
Sebelum pulang ke tempat tinggal atau hotel masing-masing, di dive center, para penyelam mengisi logbook masing-masing.
Logbook sangat berguna sebagai referensi para penyelam untuk melakukan dive selanjutnya, serta untuk melihat sejauh mana pengamalan seorang penyelam dan apa saja yang telah dilihat. (ARYA DARU PANGAYUNAN, S.I.P., diplomat Republik Indonesia yang saat ini bertugas di KBRI Dili, Timor Leste sebagai Sekretaris Ketiga Fungsi Politik)