Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna di Balik Sajian Makanan Perayaan Imlek

Kompas.com - 01/02/2019, 16:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serupa dengan budaya manapun di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek pun selalu menyiratkan tentang harapan dan kesuksesan yang baru. Imlek juga dimaknai sebagai momen untuk menengok jejak yang telah tertoreh setahun belakangan.

Satu hal unik yang telah menjadi tradisi Tionghoa ialah melakukan simbolisasi atas harapan. Simbolisasi tersebut diwujudkan dalam rupa sajian khusus Imlek.

Ketika hendak merayakan Imlek, terdapat beberapa sajian "wajib" sebagai perlambang harapan baru di tahun baru.

Kue keranjang menjadi salah satu sajian ikonik. Bentuknya yang bersusun meruncing seperti pagoda membuatnya gampang dikenali.

Pengamat budaya Tionghoa, Aji Bromokusumo menyebut, kue ini disebut kue keranjang lantaran proses pembuatan tradisionalnya menggunakan alat menyerupai keranjang.

Kue keranjang disebut sebagai nian (tahun) gao (kue) dalam bahasa Mandarin. Di saat yang sama, ata "gao" juga mengandung makna sejenis "tinggi".

Mengaduk Yu ShengKOMPAS/SARIE FEBRIANE Mengaduk Yu Sheng
Hal inilah yang membuat kue keranjang selalu disejajarkan dengan harapan menyongsong Tahun Baru Imlek yang berbunyi "nian nian gao gao", setiap tahun semakin tinggi.

Mi juga menjadi salah satu sajian yang mengandung harapan. Kalangan Tionghoa memang sering menghidangkan mi pada momen-momen khusus, seperti ulang tahun dan tahun baru.

Bentuk mi yang panjang diasosiasikan sebagai lambang umur atau kesuksesan yang tidak terputus.

Aji menambahkan, dalam tradisi China yang masih kental, rebung juga menjadi sajian wajib ketika Imlek. Rebung merupakan tunas bambu yang masih agak lunak untuk dimasak.

"Tunas adalah lambang tumbuhnya harapan baru dan bentuk rebung berbuku-buku. Bambu akan tumbuh tinggi menjulang ke atas. Artinya setiap langkah semakin tinggi dan semakin sukses," imbuhnya, dalam sebuah gelar wicara di Lei Lo Restaurant, Jakarta Selatan, Kamis (31/1/2019).

Tradisi China juga mengenal istilah "sam seng" yang berarti tiga macam hewan. Tiga macam hewan ini mewakili habitatnya masing-masing, yakni air, darat, dan udara. Dulu, para petani China memakainya sebagai simbolisasi rasa syukur akan datangnya musim semi.

Salah satu menu andalan di rumah makan Pak Elan di Gresik, Jatim adalah bandeng goreng tanpa duri.KOMPAS.com/HAMZAH Salah satu menu andalan di rumah makan Pak Elan di Gresik, Jatim adalah bandeng goreng tanpa duri.

Sajian ini pun kerap hadir dalam sembahyang leluhur yang diadakan berhari-hari sebelum Imlek. Umumnya, sam seng mengandung ayam atau bebek yang mewakili unsur udara, babi yang mewakili darat, serta ikan sebagai unsur air, dengan jenis bandeng menjadi prioritas.

Aji berpendapat, bandeng mewakili filosofi kehidupan setiap tahun yang selalu dihiasi duri. Di samping itu, bandeng juga melambangkan istilah "nian nian you yu" yakni harapan agar setiap tahun selalu menyisakan sesuatu.

Aneka sajian di atas merupakan kebiasaan tradisional kalangan Tionghoa ketika menyambut Imlek. Bukan mustahil, pengaruh modernisasi yang merembes ke berbagai lapisan kehidupan urban lama-kelamaan turut menggerus tradisi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com