Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kuliner Suikiaw, Pangsit, Wonton... Mirip tetapi Tak Sama!

Kompas.com - 01/02/2019, 20:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Khazanah kuliner China memiliki jenis makanan yang kaya, termasuk makanan ringannya. Seperti Jepang dengan gyoza-nya, China pun mempunyai beragam jenis dumpling  yang variannya bisa jadi lebih banyak ketimbang Jepang.

Sebetulnya, dumpling secara khusus merujuk pada jenis makanan ringan yang dibungkus dengan kulit berbahan tepung. Dumpling  dapat diolah dan disajikan dengan berbagai cara.

Varian dumpling China bisa macam-macam, tergantung bahan, bentuk, hingga cara pengolahannya.

Kadang, beberapa variannya sekilas terlihat mirip sehingga cenderung disamakan dan menimbulkan salah kaprah. Di sisi lain, beberapa jenis dumpling malah dianggap berlainan karena perbedaan istilah.

Beberapa kalangan seringkali saru ketika mengenali beberapa jenis dumpling, sebut saja jiaozi, suikiaw, pangsit, dan wonton. Apakah keempatnya sama? Atau justru keempatnya berbeda?

Belum ada kepastian mengenai sejarah dumpling di China bermula. Namun, istilah jiaozi sendiri merujuk pada jenis dumpling berisi daging cincang yang digumpalkan dengan bungkus kulit berbahan tepung terigu.

Jenis jiaozi bisa berbeda-beda, tergantung cara pengolahannya. Umumnya, tradisi kuliner China mengenal tiga ragam cara pengolahan jiaozi, yakni direbus, dikukus, dan dipanggang.

Suikiaw merupakan salah satu varian jiaozi, yang diolah dengan cara direbus. Menurut pengamat kuliner Tionghoa, Aji Bromokusumo, hal ini dapat dilacak dari asal-usul istilah suikiaw.

“Suikiaw berasal dari istilah shui jiao (baca: swei ciao). “Shui” sendiri berarti “air”, menerangkan cara pengolahan suikiaw yang direbus,” jelas Aji kepada KompasTravel beberapa waktu silam.

Beberapa restoran China punya modifikasinya sendiri terhadap isi suikiaw, meskipun secara umum berupa cincangan daging babi dan bungkus kulit tepung terigu. Ada yang membubuhi potongan udang segar, menambahkan rajangan sawi putih, serta memakai kucai dan bengkoang.

Suikiaw kerapkali ditemui sebagai pelengkap mi ayam di rumah-rumah makan China. Tak jarang pula, suikiaw disantap dengan cara digado begitu saja.

Di Indonesia, suikiaw seringkali dijajakan bersama dengan guotie, atau yang lebih akrab disebut kuo tieh sesuai pelafalan Hokkian.

Hal ini tak mengherankan, karena kuo tieh merupakan jenis jiaozi yang diolah dengan cara dipanggang. Sederhananya, guotie adalah suikiaw mentah yang panggang, sehingga bagian bawahnya sedikit gosong.

“Di sini, saya pakai bahannya sama persis. Nggak ada beda,” ujar Kiki (53), pemilik rumah makan Kuo Tieh Shandong 68 kepada KompasTravel  Kamis (31/1/2019), mengenai kesamaan suikiaw dan kuo tieh.

Ketika ditanyakan mengenai perbedaan suikiaw dengan pangsit, Kiki mengatakan kalau keduanya sama sekali berbeda.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com