Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertahankan Resep Kuno, Becek Ndeso Bu Yati Digemari Para Pejabat

Kompas.com - 02/02/2019, 15:04 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

"Resepnya sama dengan becek-becek lainnya. Hanya saja saya punya resep rahasia yang bisa menambah kenikmatan kuah becek. Iga sapi juga saya rendam dengan bumbu khusus yang menambah nendang rasa dagingnya. Ini resep kuno yang saya peroleh dari desa ke desa dan ini rahasia," kata ibu tiga anak itu.

Tak Pelit Bumbu

Sepintas sajian becek iga sapi buatan Yati tidak berbeda jauh dengan becek-becek yang lain. Hanya saja, dari segi kualitas rasa, becek iga sapi milik Yati tak bisa diremehkan. Becek iga sapinya berkarakter kuat karena tidak pelit bumbu.

Kenikmatan becek iga sapinya langsung terasa saat pertama kali kita mencicipi kuahnya. Kuah rebusan iga sapi bercampur dengan asam pedasnya resep kuno becek begitu memikat. Susah menghentikan nafsu untuk menyeruput berkali-kali kuah beceknya yang segarnya sangat memanjakan lidah.

Selain kuahnya yang aduhai, tebalnya daging sapi yang melekat pada tulang itu begitu mulus mengelupas saat bersentuhan dengan bibir. 

Daging Tebal

Iga sapi dalam becek Bu Yati, dagingnya lebih tebal jika dibandingkan dengan becek-becek lain. Karenanya, dari segi harga lebih mahal yakni Rp 37.000 per porsi. Cukup sebanding juga dengan kepuasannya. Apalagi Bu Yati mempersilakan menambah nasi sekenyangnya.

Becek Bu Yati tidak disajikan dengan cabai hijau yang telah digoreng. Untuk menambah cita rasa pedas, Bu Yati lebih memilih langsung merajang cabai untuk dijadikan satu dengan bumbu becek.

"Saya tidak pelit bumbu. Inilah sebenarnya yang membedakan. Umumnya supaya irit, bumbu ditumbuk, sedangkan saya bumbunya dirajang. Kalau dirajang membutuhkan setengah kilogram bawang merah untuk 10 kilogram iga. Nah kalau ditumbuk lebih irit lagi atau istilahnya pelit bumbu. Becek buatan saya, cabai langsung dirajang dijadikan satu dengan kuah. Jadi kuahnya terasa lebih pedas," ungkap Yati.

Dalam sehari, di warung kecilnya itu, Yati mengaku mampu menghabiskan 20 kilogram iga sapi untuk becek yang ia jual. Yati hanya dibantu seorang pekerja dalam urusan melayani pengunjung warung beceknya.

"Alhamdulilah, sehari rata-rata seratus pengunjung yang datang," kata Yati.

Paryati (56) menyajikan becek iga sapi di warungnya sekaligus kediamannya di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Paryati (56) menyajikan becek iga sapi di warungnya sekaligus kediamannya di Desa Krangganharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).
Seorang pekerja swasta, Adi Widjaja (47), mengaku ketagihan setelah menjajal becek iga sapi racikan Bu Yati. Menurut Adi, becek iga sapi olahan Bu Yati adalah salah satu kuliner andalan di Kabupaten Grobogan yang wajib dicoba oleh masyarakat.

"Saya baru pertama kali mencobanya. Luar biasa beceknya. Dagingnya empuk dan kuahnya sangat enak. Pokoknya maknyus! Harga segitu saya rasa wajar dengan rasanya yang memuaskan dan dagingnya yang tebal. Siapa pun harus mencobanya. Rugi kalau datang ke Grobogan tidak mencicipi becek Bu Yati," ungkap Adi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com