KOMPAS.com - Kampung Adat Naga dikenal sebagai dataran tinggi yang subur. Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), di pinggiran Sungai Ciwulan, 25 kilometer dari Kota Garut atau 30 kilometer dari Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Masyarakat di kampung adat tersebut masih memegang tradisi nenek moyang mereka. Salah satunya adalah tradisi panen padi.
Teriknya sang surya tak menyurutkan semangat warga kampung adat Naga untuk bergegas ke sawah.
Sebelum panen raya dimulai, ada tradisi yang tak boleh dilewatkan oleh petani Kampung Naga. Para petani tersebut melakukan ritus ngukusan atau pembacaan doa sebelum memanen padi.
Pembacaan doa tersebut hanya boleh dipimpin oleh petani laki-laki. Sementara para perempuan menunggu di samping sawah, mengikuti proses pembacaan doa oleh perwakilan warga yang dituakan.
Daun-daun itu diletakkan di beberapa titik seperti di setiap pojok sawah, atau di area tengah. Selain itu, petani juga harus membawa ampas dan sapu padi yang diletakkan di juru pupuhunan.
Kemudian, padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.