Kontur telapak kaki sejenis pernah saya temui pula di Pegunungan Arfak, Papua Barat, yang sejumlah penduduknya masih gemar berjalan telanjang kaki. Idem dengan Herman yang senja itu pun menjejak peron stasiun yang becek akibat hujan dengan kaki telanjang.
"Ke mana-mana, kami tetap begini, ikut kebiasaan adat," tutur Herman yang sehari-hari mengerjakan ladang padi di kampungnya.
Dalam perbincangan kami yang tak begitu lama, Herman mengaku tahu soal keberadaan penjual madu di Jakarta yang menyamar sebagai orang Kanekes. Namun, satu hal yang cukup sukar ditiru ialah gelang yang melingkar di pergelangan tangannya.
Masih tetap bersuara pelan, ia berujar, "Beda sama ikat kepala, kalau gelang ini tak dijual ke orang asing. Ini turun-temurun dari orang tua."
Kami berdua turun di Stasiun Sudirman. Kali ini langkah Herman cukup gesit, usai pamit dengan malu-malu. Seperti kebanyakan orang Kanekes di kampungnya yang bersembunyi ketika dihampiri orang asing, mungkin begitu pula Herman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.