Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Cokelat di Indonesia, dari Mana Asalnya?

Kompas.com - 14/02/2019, 15:46 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Maya diketahui sebagai komunitas pertama yang mengolah biji kakao menjadi minuman cokelat. Bersamaan dengan menemukan benua Amerika, penjelajah Christopher Columbus juga menemukan tanaman kakao.

Namun penjelajah yang menyadari nilai biji kakao sebenarnya adalah Herman Cortez. Cortez yang disajikan minuman cokelat oleh Suku Aztec di Meksiko kemudian membawa biji kakao ke Spanyol.

Dari Spanyol, biji kakao dikembangkan. Tak hanya menjadi minuman di Eropa, melainkan juga jadi hidangan lain. 

Budaya cokelat lantas berkembang pesat di Eropa, kakao dan cokelat kemudian menyebar ke penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. 

Masuk ke Indonesia

Menurut Sejarawan kuliner sekaligus Dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran, Fadly Rahman, di acara Diskusi Media ‘Serba Serbi Cokelat’ dari Mondelez International di Jakarta, Kamis (2/08/2018), Spanyol yang membawa kakao ke Indonesia.

Pada 1560, Spanyol membawa cokelat ke Filipina, negeri koloninya, kemudian dari Filipina menyebar sampai ke Minahasa (Sulawesi Utara).

Jenis kakao yang masuk pertama kali ke Indonesia adalah Kakao Criollo dari Venezuela. Saat itu Venezuela yang juga menjadi koloni Spanyol menjadi penghasil kakao terbesar di dunia. Venezuela memasok setengah biji kakao di dunia.

"Saat itu Belanda masih fokus ke tanaman kopi dan teh," jelas Fadly.

Baru ketika tanaman kopi dan teh rusak akibat penyakit, Belanda mulai beralih fokus untuk membudidayakan kakao pada 1880. Belanda membudidayakan jenis kakao Forastero yang juga berasal dari Venezuela.

Cokelat di Yokohama Chocolate factory & museumKARAKSA MEDIA Cokelat di Yokohama Chocolate factory & museum

Sampai 1938 ada 29 perkebunan kakao di Hindia Belanda, yang pada akhirnya setelah merdeka perkebunan kakao dinasionalisasi menjadi milik negara Indonesia. Budidaya kakao dan budaya cokelat berkembang pesat di Indonesia pada abad 19 dan 20.

Sebab pada abad ke-20, Fadly menjelaskan ada kepercayaan di Hindia Belanda bahwa minum cokelat dapat meningkatkan kesehatan.

"Kalau dilihat dari iklan-iklan zaman dulu, cokelat lebih identik sebagai minuman daripada camilan seperti sekarang. Cokelat juga menjadi simbol dari status sosial," jelas Fadly.

Baca juga: Cokelat Sumbar Dipromosikan di Italia

Ia memperlihatkan iklan dari merek cokelat produksi Amsterdam 'Tjoklat'. Tampak seorang perempuan Melayu berkemben dan bersanggul duduk bersimpuh mempersembahkan sebakul buah kakao.

Iklan tersebut disebutkan Faldy membuktikkan bahwa cokelat menjadi simbol status sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com