Selama 5 hari, masyarakat adat di Palue akan menari togo (tandak). Selama 5 hari pula, mereka akan memberi makan gratis bagi orang banyak. Dalam ritual adat semacam inilah, Tama Lu'a jadi pakaian adat yang wajib dikenakan.
Untuk kepentingan yang kedua, Tama Lu'a ditenun untuk kemudian dijual di Pasar Alok, di Kota Maumere.
"Selembar Tama Lu'a dijual dengan harga Rp 500.000. Tama Lu'a selalu laris manis dibeli oleh orang Maumere. Para turis mancanegara biasanya membeli selembar Tama Lu'a dengan harga Rp 1 juta. Uang hasil penjualan Tama Lu'a dipakai untuk membiayai kehidupan rumah tangga dan membayar ongkos anak sekolah," cerita Mama Tina.
Menenun Tama Lu'a bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, Mama Tina melakukannya dengan amat sangat lincah. Ternyata, perempuan murah senyum ini mulai berlatih menenun sebelum tamat Sekolah Dasar (SD) di Palue. Ia diajar oleh mama kandungnya sendiri.
"Sejak kecil, kalau tidak ke kebun, kami dilatih tenun sarung di rumah," katanya.
Prihatin dengan Generasi Milenial
Mama Tina mengaku prihatin dengan generasi sekarang atau milenial yang gagap menenun Tama Lu'a. Para gadis Palue sekarang umumnya tidak bisa menenun. Keterampilan menenun menjadi monopoli perempuan tua. Padahal, tenun ikat memiliki nilai jual yang tinggi dan juga warisan nenek moyang.
Walaupun memiliki pendapatan yang menjanjikan, menenun Tama Lu'a bukanlah satu-satunya pekerjaan mama Tina. Pekerjaan utama ibu dua orang anak ini adalah petani. Ia punya empat lahan kebun.
Di kebun, ia tanam jagung, kacang hijau, kacang panjang, kacang kayu, ubi kayu, dan jambu mente. Sejak zaman nenek moyang, orang Palue tidak tanam padi. Oleh karena itu, makanan pokok orang Palue bukanlah beras, melainkan jagung dan ubi.
"Beras jarang dimakan. Pagi kami makan ubi," katanya.
Pada saat Gunung Rokatenda mengamuk dan memuntahkan lahar panas pada 2013, Mama Tina merasa amat berat hati meninggalkan kampung halaman. Di Palue, keluarga mama Tina adalah tuan tanah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.