Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Menjajal Bus Trans Jawa Perdana

Kompas.com - 16/02/2019, 13:41 WIB
Vitorio Mantalean,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (14/2/2019), untuk pertama kalinya bus trans Jawa versi swasta beroperasi. Bus yang dioperasikan oleh PO Putera Mulya Sejahtera ini mengaspal dari Terminal Pulogebang, Jakarta Timur ke Semarang, Jawa Tengah.

KompasTravel bersama awak media lainnya turut diundang dalam perjalanan perdana yang disponsori juga oleh United Tractors dan RedBus. Agenda pada hari itu bertajuk “makan siang di Semarang”.

Baca juga: Perdana, Bus Trans Jawa Beroperasi untuk Rute Jakarta-Semarang-Solo

“Kita coba buktikan,” ujar pimpinan PO Putera Mulya Sejahtera ketika ditanyai ihwal kesanggupannya memenuhi klaim jika jarak Jakarta-Semarang dapat ditempuh selama 6 jam.

Selain itu, pria yang akrab disapa Sani ini juga ingin memberi bukti kepada pihak pemerintah bahwa operator bus swasta sanggup menjadi operator bus trans Jawa.

Berdasarkan catatan KompasTravel, bus meninggalkan Terminal Pulogebang pukul 07.04, lalu langsung masuk ke Tol Lingkar Luar yang tersambung dengan terminal  bus terbesar se-Asia Tenggara itu.

Bus tersendat cukup lama ketika menuju Cikampek dan sempat menaikkan penumpang di Bekasi Timur. Selepas Cikampek, bus melenggang dengan kecepatan kurang lebih 100-110 km/jam.

Bus Scania K410IB milik PO Putera Mulya Sejahtera yang mengklaim diri sebagai bus trans Jawa pertama, melintasi Jembatan Kali Kuto di ruas tol Semarang-Batang.Dok. PO Putera Mulya Sejahtera Bus Scania K410IB milik PO Putera Mulya Sejahtera yang mengklaim diri sebagai bus trans Jawa pertama, melintasi Jembatan Kali Kuto di ruas tol Semarang-Batang.
Ketika menumpang di lantai atas bus yang berjenis double decker ini, KompasTravel tidak merasakan banyak guncangan berarti meskipun sesekali bus melakukan maneuver. Bus Scania K410IB yang dibeli pada 2016 ini tidak pernah limbung kendati melaju dalam kecepatan tinggi.

Di samping itu, fasilitas kursi 2-2 dengan jok tebal berlapis kulit yang dilengkapi dengan leg rest membuat perjalanan terasa nyaman. Pukul 09.53, bus menepi ke rest area KM 102, wilayah Subang, Jawa Barat.

Usai mengganjal perut dengan sejumlah asupan, bus kembali berangkat menuju Semarang pukul 10.41 tanpa sekalipun berhenti. Sesekali bus bertubuh bongsor ini melambat sampai kecepatan sekitar 40 km/jam demi kepentingan dokumentasi oleh awak media  yang menyita waktu 5-10 menit.

KompasTravel juga mencoba duduk di baris terdepan lantai atas. Dari tempat ini, penumpang dapat meluruskan kaki sebebas-bebasnya dan menyaksikan pemandangan dengan sudut yang luas serta tinggi. Akan tetapi, ayunan bus sedikit lebih kentara di sini.

Berpindah ke kursi belakang, bus terasa makin stabil dan kukuh. Deru mesin pun tak serta-merta menjadi nyaring walaupun dekat dengan kursi. Tempat ini cocok bagi para penumpang yang hendak melelapkan diri hingga tiba di tujuan.

Pada beberapa titik selepas tol Cipali, yakni ruas tol Pejagan-Pemalang dan Pemalang-Batang, kualitas jalan tidak sama. Seringkali bus berwarna golden rose ini mengayun karena kontur jalan yang bergelombang. Bunyi derak ban yang beradu dengan beton pun acapkali terdengar, mengindikasikan jalanan yang tak begitu mulus.

Pemandangan yang dapat dilihat penumpang bus trans Jawa berjenis double decker.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Pemandangan yang dapat dilihat penumpang bus trans Jawa berjenis double decker.
Cuaca pada pagi-siang itu terbilang cerah, namun figur Gunung Ciremai di Kuningan dan Gunung Slamet di dekat Tegal tidak tampak di sisi kanan bus yang terus melaju ke arah timur. Selepas Pekalongan, penumpang bakal mendapati birunya laut di sisi kiri pemandangan, di seberang rel kereta yang sejajar dengan ruas tol Semarang-Batang.dep

Secara garis besar, pemandangan yang tersuguh sepanjang perjalanan ialah hamparan sawah dan ladang menghijau yang begitu menyegarkan mata. Sekali-kali perbukitan muncul menyelingi. Tentu, panorama ini cukup langka didapatkan di Ibukota yang pepak dan semrawut.

Sambil menghilangkan kebosanan, KompasTravel mencoba fasilitas audio/video on demand yang tersedia dengan fitur layar sentuh di balik jok. Fasilitas yang terdapat di lantai atas maupun bawah (VIP) ini memungkinkan penumpang menikmati tayangan dan lagu-lagu on demand selama perjalanan.

Tanpa terasa, bus kian dekat dengan Kota Semarang. Pukul 13.50, bus melalui pintu tol terakhir yakni Kalikangkung. Sebelas menit berselang, bus keluar di Jatingaleh dan memasuki Kota Semarang.

Secara kotor, jarak sejauh kurang lebih 480 kilometer tandas dalam kurun 6 jam 57 menit. Hal itu belum menghitung waktu yang tersita akibat berhenti di rest area KM 102 selama 48 menit dan sesekali melambat untuk pengambilan gambar. Bus juga sempat menaikkan penumpang di Bekasi Timur dan tersendat 30 menit lebih menuju Cikampek.

Jok di ruangan VIP bus trans Jawa yang dioperasikan oleh PO Putera Mulya Sejahtera, dilengkapi dengan leg rest dan LCD.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Jok di ruangan VIP bus trans Jawa yang dioperasikan oleh PO Putera Mulya Sejahtera, dilengkapi dengan leg rest dan LCD.
Bus pun tidak melaju dalam kecepatan maksimal ketika jalanan lengang. KompasTravel mencatat, bus sempat 3 kali mencapai kecepatan kurang lebih 120 km/jam. Namun, AC bus yang KompasTravel tumpangi akan nonaktif sementara ketika bus mencapai batas kecepatan tersebut, sehingga sopir memilih untuk mengemudikan bus pada kecepatan 100-110 km/jam.

Di atas kertas, klaim bahwa Jakarta-Semarang dapat ditempuh selama 6 jam terbilang masuk akal, apalagi jika ruas tol Jakarta- Cikampek sudah lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com