BONDOWOSO, KOMPAS.com - Jika ada kebetulan sedang berwisata ke Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, jangan lupa mampir ke salah satu destinasi wisata, yakni Kampung Kaligrafi.
Ini merupakan merupakan kampung wisata yang digagas oleh Ahmad Zubairi bersama masyarakat di Desa Penanggungan, Kecamatan Maesan.
Di kampung ini, anda bisa melihat secara langsung mulai dari desain hingga pembuatan kaligrafi tulisan Arab. Bahkan, anda bisa mencoba secara langsung bagaimana membuat kaligrafi sesuai dengan desain yang anda buat sendiri.
Baca juga: Tarik Wisatawan, Bondowoso Deklarasi Jadi Kota Megalitikum
“Di kampung ini memang kita sediakan wisata edukasinya, yakni mendesain sendiri kaligrafi, dan membuatnya sendiri secara langsung. Jadi, wisatawan biar mengetahui bagaimana cara dan tingkat kesulitan membuat kaligrafi ini,” kata Ahmad Zubairi kepada Kompas.com, Minggu (17/2/2019).
“Jadi bahan bakunya semua ramah lingkungan, sekaligus kita manfaatkan sampah-sampah, agar tidak mengotori lingkungan. Kalau dikelola secara baik, Insya Allah sampah akan memiliki nilai ekonomis juga kok,” katanya.
Baca juga: Bondowoso Tawarkan Wisata Kampung Kopi
Ide pembuatan Kampung Kaligrafi itu muncul, saat Ahmad Zubairi kembali ke kampung halamannya tersebut.
“Saya lama tinggal di Yogyakarta, dan akhirnya saya memutuskan pulang kampung bulan Juli tahun 2018 lalu,” kenangnya.
Untuk harga satu kerajinan kaligrafi cukup bervariatif, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. “Kalau harganya ada yang Rp 100 ribu bahkan ada yang Rp 6 juta, tergantung tingkat kesulitannya,” ucapnya.
Zubairi mengaku bersyukur, dengan berdirinya Kampung Kaligrafi tersebut, pendapatan warga di kampungnya semakin meningkat. “Alhamdulillah, kami semua di sini bisa saling membantu, dan yang paling penting, tingkat kesejahteraan masyarakat bisa bertambah,” katanya.
Salah satu pengunjung asal Madura, Mohammad Bahri, mengaku sengaja datang jauh-jauh ke Bondowoso, untuk melihat secara langsung Kampung Kaligrafi.
Bahri berharap, Kampung Kaligrafi tersebut mendapatkan perhatian pemerintah daerah, sebab kampung itu berdiri atas inisiatif dan swadaya warga sekitar.
“Ini kan bagus, warga berinisiatif sendiri untuk mempromosikan wisata daerahnya, justru yang begini harus didukung oleh pemerintah,” harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.