Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengikuti Upacara Melasti di Gunungkidul, Serasa di Bali

Kompas.com - 20/02/2019, 09:07 WIB
Markus Yuwono,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, akan membuat calender of event, salah satunya memasukkan upacara Melasti yang rutin dilaksanakan di Pantai Ngobaran, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.

"Untuk Melasti yang setiap tahun di Pantai Ngobaran belum masuk kalender wisata. Saat ini tengah kita garap bersama semua elemen untuk menyusun kalender of event,"kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono saat dihubungi Kompas.com Selasa (19/2/2019).

Pihaknya ingin upacara keagamaan yang menjadi atraksi wisata tetap dalam konteks menghormati nilai-nilai agama.

Menurutnya, hal itu seperti di Candi Borobudur Kabupaten Magelang dan di Bali, yang sudah menjadi daya tarik wisata dengan adanya upacara keagamaan yang dipadu dengan atraksi wisata.

"Semoga tahun depan Melasti sudah masuk kalender," katanya.

Warga Menata Persembahan Dalam Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Selasa (19/2/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Warga Menata Persembahan Dalam Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Selasa (19/2/2019)

Pantai Ngobaran sendiri terletak di sekitar 30 km dari pusat kota Wonosari. Pengunjung bisa melewati arah Playen menuju Paliyan, terus melewati Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di depan SMKN 1 Saptosari ada jalan baru ke selatan.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tengah membangun jalan menuju obyek wisata kawasan wisata pantai Ngrenehan, Ngobaran hingga Nguyahan. Saat ini belum selesai semuanya namun cukup membantu untuk kendaraan besar melintas.

Pantai Ngobaran memiliki keuinikan yakni memiliki berbagai tempat ibadah. Mulai Pura, dan Candi yang digunakan umat Hindu Sembahyang. Lokasi yang digunakan umat penganut kepercayaan kejawen, hingga ada masjid megah yang berada tak jauh dari lokasi pura.

Meski memiliki panjang pantai sempit, tetapi Ngobaran memiliki pemandangan yang indah karena batuan karangnya.

Suasana akan nampak berbeda ketika menjelang perayaan Hari Raya Nyepi karena di Pantai Ngobaran digunakan untuk melaksanakan upacara Melasti. Pengunjung akan menikmati suasana mirip di Pulau Dewata Bali, karena saat itu gamelan yang digunakan seperti di Bali. Selain itu ada arak-arakan.

Arak-arakan dalam Perayaan Melasti di Pantai Ngobaran, Gunungkidul, Yogyakarta Selasa (19/2/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Arak-arakan dalam Perayaan Melasti di Pantai Ngobaran, Gunungkidul, Yogyakarta Selasa (19/2/2019)

Upacara Melasti merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.

Diawali arak-arakan gunungan, uba rampe (sesembahan) dan pura mini yang disebut pratima dari parkiran Pantai Ngobaran menuju ke tempat upacara yang berada di tepi pantai dengan diiringi mantar suci dan kidung suci.

Rombongan pembawa gunungan,sesembahan dan pratima ini dipimpin oleh seorang wasi.

Di pelataran pantai Ngobaran kelompok pawai diberikan percikan air yang berada di dalam kendi kecil dengan menggunakan janur. Memasuki pelataran gunungan ditata pada bagian depan panggung.

Persembahan itu diberikan dari 15 pura yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Meski demikian, umat Hindu yang datang dari berbagai wilayah di DIY dan sebagian Jawa Tengah.

"Dari seluruh Pura yang ada di Gunungkidul untuk bersama-sama dilarung di Pantai Ngobaran untuk mensucikan alam semesta," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Kabupaten Gunungkidul, Purwanto di Pantai Ngobaran, Selasa.

Umat Hindu Arak-arakan dalam Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta Selasa (19/2/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Umat Hindu Arak-arakan dalam Upacara Melasti di Pantai Ngobaran, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta Selasa (19/2/2019)

Pemilihan Pantai Ngobaran sebagai lokasi pelaksanaan upacara Melasti ini menurut Purwanto karena memiliki atmosfer spiritual dan sejarah yang cukup kuat. Pantai Ngobaran merupakan tempat Prabu Brawijaya V yang juga Raja Majapahit untuk melakukan tapa brata, dan memutuskan menjadi pertapa.

Selesai labuhan, rangkian upacara melasti dilanjutkan dengan grebeg gunungan yang berisi segala hasil bumi. Ratusan warga serta umat Hindu ikut berebut gunungan. "

"Satu hari sebelum upacara Nyepi kami akan melakukan upacara Tawur Agung di Pelataran Candi Prambanan, upacara tersebut adalah simbol untuk membayar semua yang telah kita nikmati di bumi ini,"ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com