BORONG, KOMPAS.com — Kunjungan wisatawan asing dan Nusantara yang terus meningkat dari tahun ke tahun ke Flores Barat, Nusa Tenggara Timur membangkitkan gairah bagi para penenun di Kabupaten Manggarai Timur.
Sejalan dengan meningkatnya pemesanan kain tenun sulam khas Manggarai Timur membuka mata Pemkab Kabupaten Manggarai Timur dengan membangun gedung sentra Rana Tonjong, Kampung Golokarot, Kelurahan Ranaloba, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Sentra Rana Tonjong merupakan pusat Industri Kecil Menengah (IKM) di Manggarai Timur yang berpusat di Kota Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur.
Baca juga: Berkunjung ke Sentra Tenun Sulam Rana Tonjong di Flores Barat
Leluhur Manggarai Timur yang menganut kepercayaan animisme mengakui keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta manusia dan alam semesta. Leluhur itu memahami secara alamiah, tanpa pelajaran agama di era kegelapan tentang keberadaan Sang Pencipta.
Mereka menyebut dengan bahasa lokal setempat "Mori Jari Agu Dedek". Diterjemahkan secara harafiah, "Mori" itu, Allah Maha tinggi, mahakuasa, Wujud Tertinggi. "Jari" itu tangan, agu itu berarti dan dan dedek itu mencipta.
Baca juga: Melirik Kain Tenun Sikka Jenis Tama Lua di Bukit Sion
Untuk mengenang dan melambangkan kehadiran Sang Pencipta itu, leluhur Manggarai Timur yang tersebar di pelosok terpencil menenun kain sulam yang bersumber dari alam. Mereka percaya bahwa cahaya Tuhan atau Mata Tuhan yang memberikan mereka terang. Memang, mereka tak melihat mata Tuhan, tetapi mereka lambangkan dengan mata manuk (mata ayam).
Motif mata manuk yang ada di kain sulam sesungguhnya melambangkan Mata Tuhan. secara animisme, leluhur orang Manggarai Timur menterjemahkan keberadaan Tuhan dengan berbagai lambang-lambang, baik yang ada di kain tenun sulam maupun di berbagai motif lainnya, seperti rumah adat dan berbagai ritual-ritual adat.
Baca juga: Menpar: Tenun Ikat NTT Terbaik di Indonesia
Selain burung liar di hutan-hutan di seluruh Manggarai Timur saat menganut kepercayaan animisme, ayam merupakan unggas yang di pelihara oleh nenek moyang orang Manggarai Timur di lingkungan rumah masing-masing.
Setiap kepala keluarga pasti memelihara ayam. Mereka tidak tahu bahwa siapa yang menciptakan unggas ayam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.