Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Berwisata ke Kawah Wurung Bondowoso pada Musim Hujan

Kompas.com - 25/02/2019, 19:06 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

BONDOWOSO, KOMPAS.com – Padang sabana atau padang rumput tidak hanya ada di Afrika. Keindahan padang sabana ternyata juga dimiliki oleh Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Hamparan sabana itu tepatnya ada di Kawah Wurung. Destinasi ini terletak tidak jauh dari Kawah Ijen yang terkenal dengan api biru-nya. Kawah Wurung bisa ditempuh dari Bondowoso atau Banyuwangi.

Baca juga: Menyambangi Indahnya Hamparan Sabana Indonesia di Kawah Wurung

Pesona keindahan Kawah Wurung tidak kalah dengan Kawah Ijen. Jika kawah Ijen menawarkan keunikan blue fire, maka Kawah Wurung menuyajikan pesona hamparan sabana yang memesona.

Jika berkunjung ke Kawah Wurung pada musim hujan, ini dia 5 tipsnya:

1. Datang Pagi Hari

Ketika musim hujan, kemungkinan cuaca masih cerah di pagi hari. Biasanya hujan akan turun pada siang atau sore. Oleh karena itu, lebih baik jika kunjungan ke Kawah Wurung dilakukan di pagi hari.

Selain itu, ketika berangkat pagi maka kemungkinan pulang kemalaman akan kecil. Terutama mereka yang datang dari arah Bondowoso, melewati medan perbukitan akan lebih aman jika dilakukan ketika hari terang.

Jika kemalaman, maka kondisinya akan cukup membahayakan. Selain jalannya berkelok melewati perbukitan dan hutan, kondisinya juga akan semakin menyulitkan jika dilalui ketika turun hujan.

2. Bersiap Melewati Jalan Becek dan Licin

Menjelang sampai Kawah Wurung, kondisi jalan belum terlalu bagus. Bahkan selepas perkampungan terakhir, jalan hanya berupa tanah dan bebatuan saja.

Ketika musim kemarau, jalan seperti itu akan penuh debu. Namun saat musim hujan, kondisinya menjadi becek dan licin. Jalan pun masih becek ketika hari cerah, tetapi hujan turun di malam sebelumnya.

Oleh karena itu, wisatawan hendaknya bersiap untuk melewati kondisi jalan seperti itu ketika akan berkunjung ke Kawah Wurung di musim hujan. Khususnya pengendara motor, tentu saja konsentrasi berkendara harus disiapkan.

3. Bawa Payung

Kawah mati yang dulunya aktif. Inilah yang menjadi asal muasal nama Kawah Wurung.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Kawah mati yang dulunya aktif. Inilah yang menjadi asal muasal nama Kawah Wurung.

Pengunjung diimbau membawa payung jika akan berkunjung ke Kawah Wurung, khususnya di musim hujan. Tentu saja salah satu alasannya adalah untuk berjaga-jaga kalau hujan turun secara tiba-tiba.

Sebagian besar wilayah Kawah Wurung adalah medan terbuka sehingga minim tempat berteduh jika hujan turun. Jika membawa payung, maka tubuh tidak akan terlalu basah ketika berjalan menuju tempat berteduh di warung atau area parkir.

Jika tidak hujan, payung juga masih tetap berfungsi. Panasnya cahaya matahari andai hari cerah bisa diantisipasi dengan payung. Selain itu, payung khususnya bagi kaum wanita juga merupakan hiasan ketika berfoto agar hasilnya lebih bagus.

4. Tunda Perjalanan Ketika Cuaca Buruk

Jika berencana untuk berwisata ke Kawah Wurung, tetapi menjelang sampai kondisi cuaca semakin memburuk, lebih baik tunda kunjungan. Saat cuaca buruk, keindahan panorama alam di Kawah Wurung tidak akan bisa dinikmati dengan leluasa.

Bahkan sebelum sampai Kawah Wurung pun kondisi jalan akan menyusahkan pengunjung saat hujan lebat. Jalan yang terdiri dari tanah dan batu akan lebih becek dan licin sehingga selain menyusahkan, juga membahayakan.

Oleh karena itu, cek dulu ramalan cuaca dari BMKG yang informasinya kini bisa diakses dengan begitu mudah melalui layar smartphone.

5. Tetap Menjaga Kebersihan

Ketika musim hujan, memang sabana Kawah Wurung tidak mudah terbakar. Namun khususnya bagi para perokok, hal itu bukan berarti puntung rokok bebas dibuang di sembarang tempat.

Kebersihan masih harus tetap dijaga, entah itu di musim hujan atau musim kemarau. Tentu sampah yang menyempil di tengah-tengah hijaunya sabana akan mengurangi keindahan panorama Kawah Wurung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com