Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Wayang Kulit di Taman Sari Jogja Menyedot Perhatian Wisatawan

Kompas.com - 28/02/2019, 10:22 WIB
I Made Asdhiana

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wisata Taman Sari tak hanya menyajikan wisata bersejarah sebagai bagian dari Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kehidupan masyarakat setempat yang tinggal di sekeliling obyek wisata berjuluk Water Kasteel ini rupanya jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Penduduk setempat pun merespon dengan cara membuat beragam usaha sektor wisata sebagai upaya mendukung hidupnya industri wisata kreatif di sekitar obyek utama Taman Sari.

Bila menyusuri perkampungan padat sekitar Taman Sari kita akan berjumpa dengan warga yang sehari-hari melakukan aktivitas berkesenian dalam upaya melestarikan kebudayaan setempat.

Baca juga: Menikmati Keindahan Malam di Wisata Hits Jogja, Pinus Pengger

Ada Jumakir yang sehari-hari hampir pasti berada di rumahnya yang persis di sebuah sudut Taman Sari.

Pria yang berusia setengah abad lebih ini sudah hampir 43 tahun menjadi pembuat wayang kulit. Sehari-hari aktivitas Jumakir menjadi sasaran foto pada wisatawan.

Aktivitas Jumakir memang terbilang sudah langka. Pria yang sudah cukup beruban rambutnya ini membuat wayang kulit dengan teknik tatah sungging namanya.

Baca juga: Wisata Wayang Kulit Tersembunyi di Solo

Beberapa wisatawan yang penasaran terhadap aktivitas Jumakir pun banyak yang bertanya. Sesekali Jumakir berhenti menatah dan menjawab pertanyaan para wisatawan.

Kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar obyek wisata seperti yang dilakukan Jumakir ini justru yang menarik wisatawan.

Salah satunya Aini dan Euis asal Jakarta.

Bagi keduanya, Jumakir adalah bagian penting perjalanan wisatawan seperti mereka karena langsung melihat kehidupan nyata penduduk sekitar sehingga tak hanya melihat cerita atau membaca naskah saja tentang sebuah obyek wisata.

"Ini jadi bahan diary perjalanan wisata kami. Instagramable pokoknya. Wisatawan seperti kami jadi tambah pengetahuan soal proses membuat wayang kulit ternyata cukup lama. Ini katanya bisa sampai sebulan lebih tergantung tokoh yang dibuat," kata Aini pada Tribunjogja.com.

Senada diungkapkan Euis, tamasya atau piknik saat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan fotografi.

Sehingga kehidupan dan tempat dan fasilitas pendukung lain di sekitar obyek utama sudah menjadi bagian yang wajib ada.

Ia mencontohkan, ketika wisatawan sudah puas berkeliling di obyek bersejarah seperti Taman Sari, banyak wisatawan kemudian mencari tempat tempat yang dianggap asyik yang bisa disinggahi.

"Kita baru pertama ke sini, dan sengaja blusukan ternyata asyik, masuk gang gang kecil berjalan kaki lalu ngga sengaja nemu kafe yang menyajikan kopi luwak ini. Tempatnya dari luar asik, akhirnya kita tertarik untuk mencobanya," kata Euis. (Tribun Jogja)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com