Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 28/07/2021, 18:31 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memiliki banyak destinasi wisata. Tak hanya menyuguhkan keindahan alam, beberapa obyek wisata ternyata memiliki kisah legendanya, salah satunya adalah Danau Rawa Pening.

Baca juga: Baca juga: 5 Lokasi Terbaik untuk Memandang Indahnya Danau Rawa Pening

Memiliki luas sekitar 2.670 hektar, Danau Rawa Pening berada di empat kecamatan Kabupaten Semarang, yakni Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.

Rawa Pening biasanya dijumpai oleh mereka yang mengadakan perjalanan Solo-Semarang atau sebaliknya melalui jalan utama non-tol ketika sampai Kecamatan Tuntang.

Jika ingin menikmati keindahan Rawa Pening, biasanya pengunjung datang ke beberapa obyek wisata sekitar danau tersebut, salah satunya adalah Bukit Cinta. Obyek wisata ini berada di Kecamatan Banyubiru atau sebelah selatan Rawa Pening.

Selain Bukit Cinta, lokasi untuk melihat keindangan Rawa Pening bisa di Museum Kereta Api Ambarawa. Jika naik kereta wisata menuju Stasiun Tuntang, maka wisatawan bisa melihat keindagan danau ini. Kereta wisata akan melewati jalur yang berada di samping Rawa Pening.

Lokasi lainnya adalah Eling Bening di Kecamatan Bawen. Pengunjung bisa menikmati wahana outbound dengan latar belakang Rawa Pening.

Pilihan lokasi lainnya adalah Sumurup Rawapening dengan naik kereta wisata. Bisa juga di Saloka Theme Park dengan naik bianglala.

Replika Menara Eiffel dari Bambu di Radesa Wisata, Tuntang, Kabupaten SemarangKOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Replika Menara Eiffel dari Bambu di Radesa Wisata, Tuntang, Kabupaten Semarang

Salah satu yang terbaru adalah Radesa Wisata. Salah satu keunikan obyek wisata yang baru buka pada Juli 2020 tersebut adalah replika Menara Eiffel yang menjulang setinggi 38 meter di atas Rawa Pening.

Radesa Wisata berada di Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Radesa Wisata di Tuntang, Ada Menara Eiffel di Tengah Rawa Pening

Dalam masa pandemi covid-19, jangan lupa untuk mentaati aturan berkunjung, yaitu mengurangi mobilitas serta tidak berwisata saat PPKM masih berlaku. Selain itu jalankan protokol kesehatan yaitu menghindari kerumunan, memakasi masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pastikan pula suhu badan tidak di atas 37,4 derajat celcius.

Keindahan Rawa Pening dan Gembok Cinta

Destinasi Bukit Cinta dirancang sebagai taman yang berada di samping Rawa Pening. Dari Bukit Cinta, pengunjung bisa berjalan sampai tepi Rawa Pening untuk menikmati keindahannya.

Tersedia jasa keliling Rawa Pening dengan menggunakan perahu motor. Biaya keliling danau dengan perahu motor ini adalah Rp 80.000 untuk maksimal enam orang.

Gembok Cinta di Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Gembok Cinta di Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Selain itu, ada pula spot gembok cinta dengan latar belakang hamparan Rawa Pening. Mereka yang berkomitmen untuk menjalin hubungan serius dengan pasangannya bisa memasangkan gembok di spot ini.

Namun, Rawa Pening bukan sekadar obyek wisata semata. Danau ini memiliki kisah legenda yang menarik. Kisah legenda asal-usul Rawa Pening pun kerap muncul dalam buku kumpulan dongeng nusantara.

Legenda Asal-usul Rawa Pening

Kisah legenda asal-usul Rawa Pening juga tersedia di destinasi wisata Bukit Cinta. Salah satunya dilambangkan dengan ornamen ular naga, gunungan wayang, dan seorang anak yang mencabut sebatang lidi.

Baca juga: Air Mancur Menari dan Atraksi Laser yang Memukau di Semarang

Selain itu, ada pula tulisan mengenai legenda asal-usul Rawa Pening. Berdasarkan tulisan yang dibaca oleh Kompas.com di Bukit Cinta (1/09/2018), inilah legenda Rawa Pening:

Legenda bermula di sebuah desa bernama Ngasem. Dikisahkan ada seorang perempuan bernama Endang Sawitri yang melahirkan seorang anak berwujud naga. Naga yang bisa berbicara layaknya manusia itu dinamai Baru Klinting.

Ketika remaja, Baru Klinting bertanya tentang ayahnya. Ibunya berkata jika ayah Baru Klinting yang bernama Ki Hajar Salokantara sedang bertapa di Gunung Telomoyo.

Ornamen Naga, Gunung, dan Anak Kecil perwujudan Baru Klinting yang Mencabut Lidi.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Ornamen Naga, Gunung, dan Anak Kecil perwujudan Baru Klinting yang Mencabut Lidi.

Ia pun diizinkan berkunjung ke pertapaan ayahnya dengan membawa klintingan yang merupakan barang peninggalan ayahnya. Akhinya baru klinting bertemu Ki Hajar salokantara dan menyerahkan klintingan untuk meyakinkan bahwa ia memang anaknya.

Namun, Ki Hajar perlu bukti satu lagi. Ia kemudian meminta Baru Klinting untuk melingkari Gunung Telomoyo. Ternyata Baru Klinting bisa melakukannya. Ki Hajar akhirnya mengakui Baru Klinting sebagai anaknya.

Baca juga: Tempat Wisata Kuliner Unik di Semarang, Resto Bernuansa Hutan

Ki Hajar selanjutnya memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung. Baru Klinting pun menyanggupi perintah ayahnya dan segera bertapa di dalam hutan lereng gunung.

Janda Tua yang Baik Hati

Suatu hari, penduduk Desa Pathok akan mengadakan pesta sedekah bumi usai panen. Untuk memeriahkan pesta itu, warga desa beramai-ramai berburu hewan. Namun anehnya, mereka tidak menemukan seekor hewan pun.

Akhirnya mereka menemukan seekor naga besar dan langsung memotong-motong dagingnya dan dibawa pulang untuk pesta. Ketika pesata berlangsung, datanglah seorang anak yang merupakan Jelmaan Baru Klinting.

Baca juga: 5 Destinasi Liburan di Semarang yang Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga

Anak itu ingin juga menikmati hidangan. Akan tetapi warga desa yang sombong merasa jijik kepada anak itu dan mengusirnya. Dengan sakit hati, si anak lalu meninggalkan pesta. Namun di tengah jalan, ia bertemu janda tua yang baik hati.

Ornamen janda tua yang baik hati terhadap Baru Klinting.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Ornamen janda tua yang baik hati terhadap Baru Klinting.
Baru Klinting diajaknya mampir ke rumahnya. Di sana ia diperlakukan secara terhormat dan disuguhkan hidangan. Sebelum meninggalkan rumah janda tua, Baru Klinting meninggalkan pesan.

“Nek, kalau terdengan suara gemuruh, nenek harus siapkan lesung agar selamat,” ujar Baru Klinting. Janda tua itu pun menuruti pesan tersebut.

Baca juga: 6 Tips Berwisata ke Bukit Cinta Rawa Pening

Banjir Besar

Baru Klinting lalu kembali ke pesta dan mencoba meminta makanan sekali lagi. Namun, warga desa tetap tidak mau menerimanya. Ia bahkan ditendang agar segera pergi. Kemudian, ia menancapkan lidi ke tanah dan menantang warga desa untuk mencabutnya.

Ternyata tidak ada seorang pun warga desa yang berhasil mencabut lidi. Akhirnya Baru Klinting-lah yang mencabutnya. Lubang bekas lidi ditancapkan kemudian memancarkan air yang deras dan menggenangi desa. Semua penduduk tewas tenggelam.

Hanya ada satu orang yang selamat dari banjir, yakni janda tua yang menyelamatkan diri dengan naik lesung. Desa pun berubah menjadi rawa. Karena airnya yang bening, maka rawa itu disebut sebagai Rawa Pening.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bukit Mongkrang Tawangmangu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara

Bukit Mongkrang Tawangmangu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara

Travel Update
International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

International Yogyakarta 42k Marathon Diharapkan Perkuat Sport Tourism

Travel Update
Garuda Indonesia Online Travel Fair 2023, Diskon Tiket hingga 80 Persen

Garuda Indonesia Online Travel Fair 2023, Diskon Tiket hingga 80 Persen

Travel Update
BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

BCA Tiket.com Travel Fair 2023, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Berburu Sunset di Rawa Pening Sembari Susur Sungai Naik Jip

Jalan Jalan
Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Promo Tiket Pesawat Vietjet Mulai Rp 0, Bisa Rayakan Festival Mooncake di Vietnam

Travel Update
Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Patung Merlion di Singapura Akan Ditutup sampai Desember 2023

Travel Update
Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Jadwal MotoGP Mandalika 2023, Kurang dari Sebulan Lagi

Travel Update
Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Rute ke Pantai Senggigi, Susuri Pesisir Barat Pulau Lombok

Travel Tips
Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Bikin Paspor Elektronik Kini Bisa di 102 Kantor Imigrasi Seluruh Indonesia

Travel Update
Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Gunung Bromo Buka Lagi, Wisatawan Dilarang Injak Padang Sabana

Travel Update
Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Alasan Tak Ada Pasar Malam Sekaten Yogya, Dulu Strategi Penjajah Pecah Fokus Masyarakat

Travel Update
Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Vredeburg Fair ke-9, Ada Agenda Sepedaan ke Museum hingga Konser Soegi Bornean

Travel Update
Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Sepekan Setelah Diguncang Gempa, Maroko Mulai Didatangi Turis

Travel Update
5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com