PACITAN, KOMPAS.com – Monumen untuk pengingat perjuangan Jenderal Sudirman ketika bergerilya mempertahankan kemerdekaan Indonesia ada di banyak tempat. Hal itu karena Sang Jenderal dan pasukannya selalu berpindah markas ketika bergerilya.
Berbagai daerah seperti Yogyakarta, Ponorogo, Kediri, Trenggalek, dan Tulungagung menjadi bagian dari rute panjang perjuangan gerilya Jenderal Sudirman. Satu daerah lagi yang menjadi markas terlama Sang Jenderal adalah di Desa Pakis Baru, Pacitan.
Baca juga: Sentono Gentong, Memandang Indahnya Pacitan dari Ketinggian
Terletak di ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut, markas Jenderal Sudirman di Pacitan memang cukup terpencil. Hal itu memang disengaja agar lokasinya tidak mudah dideteksi oleh pasukan musuh.
Kini di Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, telah didirikan Monumen Jenderal Sudirman untuk mengenang perjuangan Sang Jenderal. Terdapat patung Jenderal Sudirman setinggi sekitar delapan meter di monumen ini.
Rumah Tinggal Jenderal Sudirman di Pacitan
Sekitar empat kilometer dari monumen, terdapat peninggalan sejarah perjuangan Jenderal Sudirman yang hingga kini masih dijaga keberadaannya. Peninggalan itu sekilas berupa rumah joglo sederhana.
Akan tetapi, rumah sederhana ini bukanlah sekadar rumah biasa. Ternyata inilah rumah tinggal Jenderal Sudirman ketika ia dan pasukan Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) bermarkas di Desa Pakis Baru.
Rumah ini dulunya milik seseorang bernama Karsosemito. Di rumah inilah Jenderal Sudirman tinggal. Sang Jenderal ditemani oleh tiga pengawalnya, yakni Supardjo Rustam, Tjokropranolo, dan Utoyo Kolopaking.
Terdapat empat kamar di rumah itu. Satu kamar untuk Jenderal Sudirman, sementara tiga kamar lainnya untuk pengawalnya. Pengunjung bisa masuk ke kamar tiga pengawal, tetapi kamar Sang Jenderal tertutup dan tidak bisa sembarang dikunjungi.
Baca juga: Buyutan, Pantai Pasir Putih di Pacitan dengan Legenda Mahkota Dewa
Di dalam rumah itu, terdapat foto-foto perjuangan Jenderal Sudirman dan beberapa informasi mengenai perjalanan kisah perjuangannya. Meski ia menderita TBC sehingga satu paru-parunya harus dikempiskan, jarak tempuh perjuangan gerilyanya mencapai sekitar 693 kilometer.
Amben (semacam tempat tidur) yang dulu digunakan sebagai tempat tidur Jenderal Sudirman dan pengawalnya juga masih tetap dijaga keberadaannya. Tentu pengunjung tidak boleh tidur di atas amben itu karena usianya yang sudah tua.
Jenderal Sudirman dan pasukannya tinggal di Dusun Sobo, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Pacitan ini mulai 1 April 1949 sampai 7 Juli 1949. Inilah waktu paling lama Jenderal Sudirman bermarkas di suatu daerah ketika bergerilya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.