Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegunungan Arfak, Destinasi Cantik di Papua Barat selain Raja Ampat

Kompas.com - 04/03/2019, 15:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Situs ini terdapat di Pegunungan Arfak dengan jarak tempuh sekitar 4 jam dari Manokwari menggunakan mobil gardan ganda. 

Baca juga: 5 Tips Berburu Foto di Danau Anggi Papua Barat

Kedua danau kembar tersebut terletak berdampingan dan diandaikan sebagai sepasang danau laki-laki dan perempuan oleh masyarakat setempat. Danau Anggi Giji terbilang cukup mudah dijangkau, sementara akses menuju Danau Anggi Gida sedikit lebih sulit.

Namun, panorama Danau Anggi Gida lebih asri dengan hutan-hutan rapat di sekeliling danau yang tepinya berwarna pirus dan berpasir putih.

Tim Mapala UI telah menguji coba beberapa kali penerbangan paralayang melintasi angkasa sepasang danau kembar, Danau Anggi Giji dan Danau Anggi Gida, Agustus lalu. Kala itu, Wahyu Adityo Prodjo, jurnalis KompasTravel juga berkesempatan terbang tandem melintasi Danau Anggi Giji.

"Pemandangan danau kembar tiada duanya. Mungkin ke depannya infrastruktur paralayang bisa dikembangkan seperti di kawasan Puncak, misalnya. Supaya tidak terlalu berisiko," tutur Wahyu.

Selama ekspedisi, Mapala UI telah mendata titik terbang maupun mendarat di sekitar kedua danau, yang dapat dikembangkan sebagai wisata penerbangan paralayang tandem. Selain cocok dijadikan lokasi terbang paralayang, area sekitar kedua danau ini menawarkan pemandangan yang membius para turis.

Di sana juga banyak dijumpai rumah-rumah tradisional penduduk lokal bernama igkojei ibeiya alias rumah kaki seribu. Rumah adat tersebut berdiri ditopang bilah-bilah kayu yang amat banyak yang antigempa.

Offroad dan terpencil

Secara umum, akses menuju Pegunungan Arfak memang cukup sulit lantaran medan naik-turun gunung dengan kontur jalan bergerunjal dan berlubang. Akan tetapi, Wahyu menambahkan, keadaan ini justru cocok bagi para turis peminat petualangan.

"Misalnya, ada satu titik dalam perjalanan, kami sejajar dengan awan," kenang Wahyu yang juga menjadi pembicara dalam acara talkshow Mapala UI.

Salah satu medan ekstrem yang dilalui ketika melintasi sungai menuju Pegunungan Arfak. Salah satu medan ekstrem yang dilalui ketika melintasi sungai menuju Pegunungan Arfak.

Artinya, Pegunungan Arfak bahkan menyimpan pesona bukan hanya saat turis telah sampai di destinasi tujuan, melainkan sejak perjalanan. Oleh karena itu, sesungguhnya wisata di Pegunungan Arfak lebih cocok dikembangkan menjadi pariwisata minat khusus, alih-alih pariwisata massal.

"Jadi, lamanya perjalanan tidak terlalu terasa, karena selama perjalanan itu banyak yang bisa dinikmati. Vegetasi hutannya lebat, melewati beberapa sungai, jarang bisa didapat kalau di Pulau Jawa," imbuh Wahyu.

Baca juga: 3 Aktivitas Seru yang Wajib Dicoba saat Menjelajah Pegunungan Arfak

Sebagian kalangan turis mungkin juga mendamba keterpencilan Pegunungan Arfak yang berada pada ketinggian di atas 2.000 mdpl. Tiada polusi udara maupun suara di tempat ini, bahkan beberapa wilayahnya belum teraliri listrik.

Jangan pula berharap pada sinyal ponsel maupun internet. Di Distrik Anggi, misalnya, sinyal internet hanya bisa ditemukan dan dipakai ramai-ramai di satu bangunan yang dipakai sebagai semacam kantor keuangan.

Keberadaan guesthouse untuk para turis pun dapat dihitung jari. Oleh karena itu, guna memperoleh sensasi keterpencilan yang lebih sempurna, turis bisa mencoba menginap di rumah kaki seribu dan berbaur bersama masyarakat lokal yang ramah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com