KOMPAS.com – Seperti orang kesurupan. Demikianlah gejala yang dialami seseorang yang tengah mengalami serangan hipotermia dalam stadium yang berat.
Gejala-gejala ini barangkali juga dirasakan tiga pendaki asal Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang akhirnya ditemukan meninggal dunia di dekat tendanya saat dalam pendakian menuju puncak Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat. Ketiga korban ditemukan tim Basarnas Jawa Barat pada Minggu (3/3/2019).
Meski berawal dari gejala yang ringan, serangan hipotermia banyak menyebabkan kematian jika tak segera diatasi.
Berikut ini Kompas.com merangkum beberapa gejala yang akan dirasakan seseorang yang tengah mengalami hipotermia.
Stadium Ringan
Dikutip dari buku Mountaineering-The Freedom of the Hills karangan Edelstein, Li, Silverberg, dan Decker (2009), pada stadium ringan akan terjadi penyempitan pembuluh darah pada permukaan kulit pendaki.
Pendaki akan merasa kedinginan dan merinding hebat beberapa kali, kemudian semakin sering.
Kemudian pendaki itu akan merasa pusing dan lemah. Dalam kondisi ini seharusnya pendaki beristirahat, mulai menghangatkan tubuhnya dengan pakaian hangat dan minuman hangat untuk mengembalikan suhu tubuh.
Setelah mengalami gejala stadium ringan, pendaki akan mulai sulit melakukan gerak tubuh, yang rumit seperti mencengkeram, atau memanjat.
Meskipun demikian, dalam stadium ini si pendaki masih bisa berjalan dan berbicara normal.
Namun dalam fase ini pendaki sebaiknya lebih peka terhadap kondisi tubuhnya dan mulai melakukan langkah pertolongan secara mandiri atau dengan bantuan rekan seperjalanan.
Stadium Berat
Hipotermia dapat merenggut nyawa pendaki apabila telah sampai pada stadium berat.
Dalam fase ini pendaki akan merinding makin hebat, datang bergelombang, dan tiba-tiba berhenti. Makin lama ,fase berhenti merinding semakin panjang. Hingga akhirnya benar-benar berhenti.