Hal ini disebabkan karena glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa (bahan energi).
Pendaki kemudian akan merasa sangat lemas, sampai jatuh dan tak bisa berjalan atau melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas tubuhnya. Kemudian otot pendaki mulai kaku, Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.
Ciri lainnya yang mungkin akan terlihat ialah kulit mulai pucat, bola mata tampak membesar, dan denyut nadi terasa menurun.
Dalam fase ini pendaki akan tampak seperti oang mati, padahal sebetulnya masih hidup. Gejala lain yang akan timbul adalah pendaki akan mengalami halusinasi sehingga akan tampak seperti orang yang kesurupan dengan suhu tubuh yang kian rendah.
Hal ini berbahaya karena pada suhu internal tubuh 32 derajat Celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi. Menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung dan berujung pada kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.