Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Embung Tertinggi di Gunungkidul

Kompas.com - 08/03/2019, 08:10 WIB
Markus Yuwono,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Embung Batara Sriten di Padukuhan Sriten, Desa Pilangrejo, Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, terus dikembangkan menjadi 'pesaing' wisata pantai di kawasan selatan.

Dengan pengembangan yang terus dilakukan diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke wilayah utara kabupaten terluas di DIY itu.

Mengunjungi Embung Batara Sriten, pengunjung dari arah Yogyakarta menuju ke arah Kantor Kecamatan Nglipar. Sebelum sampai ke kantor ada pertigaan ke kiri ambil ke arah Desa Pilangrejo.

Baca juga: Sejumlah Obyek Wisata di Gunungkidul Akan Punya Wifi Gratis

Sampai di Kantor desa, ambil arah kiri naik ke atas. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul baru saja selesai membangun jalan menuju embung yang diresmikan tahun 2015 lalu.

Namun demikian dengan tanjakan yang cukup curam, disarankan tidak menggunakan motor matic. Sebab, jika tidak menguasai medan berbahaya karena turunannya tajam. Selain itu, meski jalan yang baru saja selesai ini terbuat dari cor, tetapi belum ada pengaman di kanan dan kirinya.

Baca juga: 6 Tips Berkunjung ke Taman Bunga Telaga Malingan Gunungkidul

Dengan membayar tiket retribusi sebesar Rp 5.000 per orang. Mengunjungi Embung batara sriten terbayar lunas dengan pemandangan yang ada. Terletak pada ketinggian sekitar 859 mdpl suasana sejuk bisa pengunjung rasakan.

Suasana Embung Batara Sriten, di Padukuhan Sriten, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, DI Yogyakarta.KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Suasana Embung Batara Sriten, di Padukuhan Sriten, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Pemandangan alam dari atas Embung Batara Sriten ini cukup indah, bisa melihat Rawa Jombor dan Waduk Gajahmungkur, Jawa Tengah, saat berada di sisi utara. Di sisi selatan bisa melihat hamparan hijau wilayah Gunungkidul.

Selain itu posisinya yang berada di atas bukit menambah suasana romantis. Sebab, saat menikmati embung saat siang hari muncul kabut.

"Embung Batara Sriten sebenarnya untuk pengairan kebun buah, namun dikembangkan pula untuk pariwisata," kata Kepala Desa Pilangrejo, Sunaryo ditemui usai peresmian di Kantor Balai Desa Pilangrejo, Selasa (5/3/2019).

Saat di puncak tak perlu takut jika tidak membawa bekal, karena di sana masyarakat sudah menjual berbagai makanan dan minuman.

Selain itu, ada minuman khas desa setempat yakni Dawet Garut khas Desa Pilangrejo. "Untuk akhir pekan sudah banyak pengunjung setelah dilakukan perbaikan jalan kemarin," ucapnya.

Menurut Sunaryo, selama ini meski promosi telah gencar dilakukan oleh pemerintah desa dan kabuaten atas potensi yang dimiliki Embung Batara Sriten, namun pengunjung memang belum begitu banyak. Atas pembangunan jalan ini diharapkan pengunjung jauh lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya.

Suasana Embung Batara Sriten, di Padukuhan Sriten, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, DI Yogyakarta.KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Suasana Embung Batara Sriten, di Padukuhan Sriten, Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Menggeliatnya pariwisata ini diyakini akan berdampak pada sektor perekonomian masyarakat yang juga lebih meningkat.

"Selain memudahkan akses wisata, juga untuk masyarakat di atas ada tiga pedukuhan yakni Sriten, dan Ngangkruk meningkat pesat, harga jual. Karena di sana di Sriten ada 106 KK, dan Ngangkruk ada 98 KK," ucapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Edy Praptono menambahkan, pembangunan jalan ke puncak Pegunungan Baturagung Utara, Embung Batara Sriten menjadi telaga buatan tertinggi di Gunungkidul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com