Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Supadi, Saksi Hidup Perjuangan Jenderal Sudirman di Pacitan

Kompas.com - 09/03/2019, 17:14 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

PACITAN, KOMPAS.com – Monumen Jenderal Sudirman di Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Pacitan tidak hanya memiliki patung Sang Jenderal setinggi delapan meter untuk mengenang jasa perjuangannya.

Baca juga: Inilah Rumah Tinggal Jenderal Sudirman saat Bermarkas di Pacitan

Sekitar 1,6 kilometer dari monumen, terdapat sebuah rumah yang dulu menjadi rumah tinggal Jenderal Sudirman sewaktu bermarkas di Pacitan. Sang Jenderal bermarkas di Desa Pakis Baru pada tanggal 1 April - 7 Juli 1949.

Perjuangan Jenderal Sudirman di rumah ini ternyata tidak hanya bisa disaksikan melalui peninggalan bangunan saja. Kisah perjuangan Sang Jenderal ketika bermarkas di sini ternyata bisa diperoleh langsung dari seorang saksi hidup.

Saksi hidup itu bernama Supadi. Pria berusia 77 tahun itu masih ingat ketika Jenderal Sudirman dan pasukannya pertama tiba di Desa Pakis Baru, 1 April 1949 silam. Saat itu, usia Pak Supadi masih tujuh tahun.

Jenderal Sudirman Tiba di Pakis Baru

Pak supadi bercerita mengenai sosok Jenderal Sudirman yang pantang menyerah, meski saat itu ia dalam keadaan sakit paru-paru. Bahkan untuk berpindah, ia ditandu oleh pasukannya. Jenderal Sudirman kemudian memilih tinggal di rumah seorang warga, Karsosemito.

“Pak Dirman datang ke sini belum ada kamar tidurnya, masih terbuka. Saat simbah (Jenderal Sudirman) akan tidur, ayah saya (Karsosemito) diminta mencari penutup dari anyaman bambu, ditali, dan disandarkan pada tiang” ujar Supadi dalam bahasa Jawa krama saat ditemui Kompas.com, Kamis (07/03/2019).

Hal itu untuk mengantisipasi agar jangan sampai ada orang yang membeberkan keberadaan Sang Jenderal kepada musuh. Menurut Pak Supadi, di sinilah Jenderal Sudirman paling lama bermarkas dan menjadi tempat yang paling disukainya.

Perjalanan Gerilya Jenderal Sudirman dengan Ditandu.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Perjalanan Gerilya Jenderal Sudirman dengan Ditandu.

Menurut cerita Pak Supadi, ketika tanggal 13 Apirl 1949 ada ratusan pasukan yang bermarkas di Desa Pakis Baru. Mereka kemudian dibagi menjadi enam kelompok. Mereka yang tinggal bersama Pak Dirman adalah ajudannya, salah satunya Suparjo Rustam.

Baca juga: Monumen Jenderal Sudirman di Pacitan, Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia

“Saat Pak Dirman diminta tidur di tempat Pak Suparjo, ia tidak mau. Yang dipilih adalah kamarnya yang tertutup. Maksudnya jika ada tamu, jika identitas tidak jelas, pasti dia dianggap musuh,” kata Supadi.

Jika sampai terjadi, pengawas terluar akan melapor ke pengawas dalam dan akan bersiap mengamankan Jenderal Sudirman untuk disembunyikan ke hutan.

Dianggap cucu

Pak Supadi bercerita jika dirinya sampai dianggap cucu oleh Jenderal Sudirman. Hal itu karena usia Pak Supadi saat itu adalah tujuh tahun atau sepantaran dengan anak sulung Sang Jenderal, Ahmad Tidarwono.

“Sewaktu simbah (Jenderal Sudirman) datang ke sini, ayah ternyata punya anak laki-laki yang kata Pak Dirman seumuran dengan putranya yang ditinggal perang mengamankan negara, Mas Tidarwono,” ujar Supadi.

Karena dianggap cucu sendiri, Pak Supadi juga bercerita jika ia beberapa kali diajak makan bersama oleh Jenderal Sudirman. Biasanya Sang Jenderal menyantap bubur kacang hijau dan beras dengan minum semacam susu putih.

Dapur di Markas Jenderal Sudirman, Pacitan.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Dapur di Markas Jenderal Sudirman, Pacitan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com