PARIS, KOMPAS.com - Mengunjungi dan berdialog dengan mitra co branding Wonderful Indonesia menjadi agenda penting kunjungan kerja Menteri Pariwisata Arief Yahya ke Paris, selain menindak lanjuti beberapa poin penting hasil pertemuan dengan UNESCO di Markasnya di Maison de l’UNESCO, 7 Place de Fontenoy, Paris.
Tiga restoran yang eksis dan berada di pusat kota mode dunia itu rajin mempromosikan atraksi Pariwisata Indonesia. Ketiganya adalah Restaurant Djakarta-Bali yang berlokasi di 9 Rue Vauvilliers, 75001 Paris, dekat dengan Musee de Louvre, salah satu museum terbaik dunia yang menjadi destinasi utama Kota Paris.
Restoran kedua adalah Borneo a Paris di Marche Vaugirard 30-32 Boulevard de Vaugirard, 75015 Paris. Sementara restoran ketiga adalah Restaurant Indonesia yang juga berlokasi di pusat kota, 12 Rue de Vaugirard, 75006 Paris.
"Pertama, soal menu. Saya sudah cek sendiri dan sudah memiliki 5 ikon kuliner Indonesia yang kita promosikan. Ada soto, sate, nasi goreng, gado-gado dan rendang dan rasanya sudah sangat Indonesia, enak," ucap Menpar Arief di Paris, Sabtu (9/3/2019).
Mengapa soal menu dan standar rasa itu penting? Menurut Arief, bagi orang Perancis yang pernah berwisata ke Indonesia, masakan-masakan khas itu bisa mengobati kangen Indonesia. Kuliner itu adalah karya budaya yang sudah turun temurun ratusan tahun.
"Ini yang bikin orang rindu sensasi rasanya. Nah, bagi mereka yang belum pernah datang ke Indonesia, ini bisa menjadi appetizer sebelum mengeksplorasi pesona Indonesia," tutur Menpar Arief.
"Ingat, portofolio bisnis pariwisata kita, 60 persen orang datang itu karena faktor budaya. Dari 60 persen itu, 45 persen uangnya digunakan untuk kuliner dan belanja. Karena itu, mencicipi masakan Indonesia itu bisa menjadi teaser atau promosi pembuka sebelum mereka terbang ke Indonesia," kata Arief.
Kedua, menurut Menpar, peran restoran yang dikelola oleh para diaspora itu juga penting.
"Dari sisi konsumennya, 95 persen bahkan lebih, yang datang ke restoran Indonesia itu adalah orang Perancis. Hanya 2 sampai 5 persen saja yang orang Indonesia atau ASEAN. Ini pas dengan sasaran pasar wisman Eropa," kata mantan Dirut PT Telkom ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.