Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Pantai Enagera di Kaki Gunung Api Ebulobo Flores (1)

Kompas.com - 12/03/2019, 20:32 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Gelar Festival Pantai Enagera I Nagekeo

Selasa, (26/2/2019) Festival Pantai Enagera I dibuka langsung oleh Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja bersama dengan sejumlah pejabat Kabupaten Nagekeo serta Putri Pariwisata Kabupaten Nagekeo 2018.

Pemuda milenial Maupongo berani bergerak dan berinisiatif menggelar Festival Pantai Enagera, Desa Wolotelu, Kecamatan Maupongo, Kabupaten Nagekeo mempromosikan obyek wisata pantai Enagera yang minim promosi dan tersembunyi di Pantai Selatan dari Kabupaten Nagekeo tersebut.

Para pemuda Maupongo berani mengambil langkah cepat dengan menggelar festival Pantai Enagera pertama sejak Kabupaten Kabupaten Nagekeo yang sudah berusia 13 tahun. Pemuda milenial Maupongo yang mendiami lembah Sawu, di bawah kaki Gunung berapi Ebulobo cepat membaca peluang pengembangan pariwisata di Kabupaten Nagekeo.

Festival Pantai Enagera dilaksanakan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nagekeo. Para pemuda bergerak dalam keterbatasan dana dalam menggelar sebuah event besar dengan menghadirkan sejumlah penyanyi kondang Nasional, seperti Mario Klau, Aldo Longa serta belasan atraksi budaya dan tarian-tarian khas Nagekeo.

Kumpulan pemuda itu menangkap peluang pariwisata di Kabupaten Nagekeo yang selama ini belum tersentuh dengan promosinya selama satu minggu. Festival Pantai Enagera dimulai Selasa (26/2/2019) sampai Selasa (5/3/2019).

Ketua Pelaksana Penyelenggara Festival Pantai Enagera, Festival Enagera Beach, Dominikus Kuchu Dua kepada Kompas.com, Selasa (26/2/2019) menjelaskan, Pantai Enagera, Desa Wolotelu yang berada di Pantai Selatan dari Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Nagekeo.

Selain itu, visi pembangunan Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja yang berbasis pada pertanian dan pariwisata telah merasuki generasi milenial Maupongo khususnya dan Nagekeo umumnya untuk berpikir visioner dan bertindak strategis agar apa yang menjadi visi besar dari Pemkab Nagekeo lima tahun ke depan ini dapat terwujud demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah Kabupaten Nagekeo.

“Pemuda milenial Nagekeo dan Maupongo khususnya sebagai pelopor dan penggerak perubahan dituntut untuk progresif, mengangkat dan memperjuangkan berbagai potensi daerah demi menciptakan perubahan dan kemajuan bersama. Nagekeo tidak hanya sebagai sebuah wilayah administrasi pemerintahan, tetapi sebagai identitas jati diri dan Nagekeo sebagai sebuah destinasi impian di masa akan datang,” jelas Dominikus Kuchu Dua.

Gunung Api Ebulobo sebagai salah satu spot destinasi di Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Kamis (28/2/2019) belum dipromosikan sebagai destinasi trekking ke puncak gunung berapi tersebut.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Gunung Api Ebulobo sebagai salah satu spot destinasi di Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Kamis (28/2/2019) belum dipromosikan sebagai destinasi trekking ke puncak gunung berapi tersebut.
Kuchu menjelaskan, pidato Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja saat pesta rakyat di Lapangan Mbay, 27 Desember 2019 lalu dengan kalimatnya, “Pemuda Nagekeo jangan menyerah dan teruslah berkreasi sebagai generasi milenial” membangkitkan semangat pemuda Maupongo untuk bergerak cepat dan mengambil inisiatif mempromosikan potensi pariwisata dan pertanian yang masih tertidur.

Kuchu mengatakan, menyimak dan belajar dari daerah-daerah lain di Indonesia seperti Kabupaten Banyuwangi di Jawa Timur dan Kabupaten Morotai di Maluku Utara yang begitu maju pesat dalam pembangunan pariwisata, maka pemuda Maupongo-Nagekeo mendiskusikan dan melakukan gebrakan serta terobosan menyelenggarakan Festival Pantai Ena Gera I 2019 ini.

“Sebagai orang muda milenial, kami menyadari berbagai keterbatasan akibat dari pengalaman yang minim untuk mengelola sebuah kegiatan yang pertama dan perdana semenjak Kabupaten Nagekeo dibentuk menjadi daerah otonom tersendiri. Sehingga tidak heran jika dalam perjalanan proses penyelenggaraan ini mendapatkan begitu banyak tantangan. Tetapi dalam jiwa dan semangat berkorban serta ketulusan untuk sebuah perubahan, kami terus melangkah dengan penuh semangat di bawah inspirasi Pemimpin Daerah Nagekeo yang selalu menguatkan orang muda Nagekeo agar jangan pernah menyerah,” ungkapnya.

Kuchu menjelaskan, tantangan yang disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dan pemimpin Nagekeo agar pemuda milenial Nusa Tenggara Timur tampil sebagai event organizer (EO) untuk mengelola potensi apa saja di seluruh Nusa Tenggara Timur. Para pemuda Maupongo menangkap pertama tantangan dari Gubernur NTT dengan mengelola festival Pantai Enagera I Nagekeo.

“Tantangan yang disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do dan Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja memicu dan memacu pemuda milenial Maupongo untuk bergerak dan memulai dalam keterbatasannya. Intinya, tantangan itu harus di mulai dari sekarang dan digerakkan oleh pemuda millennial,” jelasnya.

Matahari terbenam di langit Pantai Selatan di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Selasa (26/2/2019). Ini salah satu spot destinasi di Pantai Enagera di bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo yang membutuhkan promosi yang luas.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Matahari terbenam di langit Pantai Selatan di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Selasa (26/2/2019). Ini salah satu spot destinasi di Pantai Enagera di bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo yang membutuhkan promosi yang luas.
Kuchu melanjutkan, para pemuda Maupongo-Nagekeo mengemas tema pada Festival Pantai Enagera I “Pariwisata Masa Depan Kita, Budaya Jati diri Kita”.

Bupati Nagekeo, dr Yohanes Don Bosco Do kepada Kompas. com, Senin (25/2/2019), mengatakan masa kepemimpinan kami lima tahun berikut akan menggerakkan generasi milenial di Kabupaten Nagekeo untuk mempromosikan berbagai potensi di wilayah Kabupaten Nagekeo. Visi lima tahun kedepan berbasis pertanian dan pariwisata. Untuk itu kaum milenial di Kabupaten Nagekeo harus berkreatif dan berinisiatif untuk menggelar berbagai event budaya dan event pertanian. Pertanian dan pariwisata saling berkaitan satu sama lain.

“Saat syukuran kemenangan di Lapangan Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo saya menantang pemuda dan pemudi Nagekeo dengan kalimat “Pemuda jangan pernah menyerah”. Pemuda harus terus bergerak dan bertindak untuk mempromosikan berbagai keunikan alam, budaya dan pertanian di seluruh wilayah Kabupaten Nagekeo. Bukan saatnya lagi menunggu apa yang dilakukan pemerintah. Pemerintah menyiapkan berbagai aturan-aturan. Pemuda yang bergerak,” katanya.

Bupati Don menjelaskan, potensi pertanian dan pariwisata di Kabupaten Nagekeo belum gencar dipromosikan. Misalnya, buah durian dari kawasan lembah Sawu di Maupongo, pisang khas Maupongo yang selama di bawa ke Bali dan Surabaya, pantai-pantai yang eksotis, perkampungan adat dan Etu atau tinju adat. Banyak hal yang bisa digerakkan oleh generasi milenial di Kabupaten Nagekeo.

Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja saat membuka Festival Pantai Enagera I Nagekeo, Selasa (26/2/2019) mengapreasi apa yang digerakkan oleh pemuda Maupongo dengan menggelar event besar tanpa dana dari Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Bahkan, saat Festival Pantai Enagera ini, pemuda Maupongo tampil sebagai EO. Pemuda  Maupongo mulai bergerak dan tidak lagi menunggu apa yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com