Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertemu Thomas Cook, Menpar Arief Paparkan Program "Tourism Hub"

Kompas.com - 14/03/2019, 10:06 WIB
M Latief

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Pertemuan bisnis dengan travel agent yang pernah merajai pasar Eropa, Thomas Cook, dimanfaatkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mempromosikan Strategi Tourism Hub. Ini adalah program untuk menjadikan Singapura sebagai "batu loncatan" menuju Indonesia.

"Tawarkan Kepri, Batam dan Bintan ke wisatawan Eropa yang sudah punya rencana ke Singapura untuk menyeberang ke Indonesia dengan hot deals," kata Menpar Arief Yahya di di Novotel Peddington, London, Selasa (12/3/2019).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Stuart Adamson, MD of Media & Partnerships Group, Kate Hale, International Partnership Manager, serta Jill Thompson, Head of Destination Partnership. Thomas Cook. Thomas Cook adalah agensi wisata yang masih memiliki jaringan offline terkuat di hampir semua negara Eropa.

Saat ini platform online agensi wisata tersebut tengah berkolaborasi dengan Expedia and Webjet. Thomas Cook sendiri memiliki hampir 22 ribu karyawan. Agensi tersebut juga bekerjasama dengan 100 penerbangan, 200 hotel dan resor di 47 destinasi, serta 19 juta konsumen.

"Sebagai perusahaan travel Thomas Cook sangat mengakar di Eropa, dan sudah berdiri sejak 176 tahun silam," ucap Arief.

Sebagai perusahaan yang sudah berdiri sejak 1841 Thomas Cook terhitung sangat kuat di 16 negara. Pada 2018 lalu agensi ini mengirimkan hingga 16.500 wisatawan ke Indonesia. Jumlah itu naik 13 persen dari 2017 yang masih 14.600 wisatawan.

"Destinasinya masih di Bali dan Lombok. Tahun 2018 itu yang berasal dari Eropa ada 11.600 wisatawan, lalu yang datang dari negara-negara Nordics itu 4.500 wisatawan," ujarnya mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.

Pertemuan bisnis dengan travel agent yang pernah merajai pasar Eropa, Thomas Cook, dimanfaatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mempromosikan Strategi Tourism Hub. Ini adalah program untuk menjadikan Singapura sebagai batu loncatan menuju Indonesia.Dok Kemenpar Pertemuan bisnis dengan travel agent yang pernah merajai pasar Eropa, Thomas Cook, dimanfaatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mempromosikan Strategi Tourism Hub. Ini adalah program untuk menjadikan Singapura sebagai batu loncatan menuju Indonesia.
Menjaring ikan

Menparmenyadari, bahwa tak mudah dan tidak murah untuk meminta pembukaan rute penerbangan baru, yakni direct flight ke Indonesia. Meskipun, dilihat dari behavior wisatawan itu, hampir 100 persen jika disuruh memilih direct flight atau transit, pasti memilih terbang langsung.

Penerbangan langsung dirasa lebih cepat, tidak ribet, tak perlu antre security check. Karena itulah, menurut Arief, strategi Tourism Hub disiapkan untuk menutupi kelemahan pada plan A, yakni direct flight dari originasi.

"Tourism Hub ini untuk menangkap opportunity wisatawan yang sudah searching, booking atau bahkan sampai payment ke Singapura. Tinggal tambah bujet sedikit, mereka bisa mengeksplorasi Indonesia melalui Kepri," ujar Menpar.

"Maka, harus dipancing dengan hot deals, paket harga kompetitif di week day atau low seasons," tambah menteri asli kelahiran Banyuwangi ini.

Menurut dia, sebelum wisatawan Eropa terbang ke Singapura, mereka perlu diberi tahu ada paket super hot untuk menambah pengalaman liburannya ke Batam dan Bintan.

"Tidak perlu mengurus VISA, karena sudah bebas visa kunjungan. Paket penyeberangan atau akses, hotel, dan atraksinya diskon sampai 60 persen. Ini seperti membuat penawaran yang sulit ditolak," timpal Arief.

Adapun jumlah wisatawan yang memilih destinasi utamanya ke Singapura pada 2018 mencapai 18 juta. Selain ada 6 juta orang Singapura plus ekspatriat yang sudah berada di negara itu, menurut Arief, Singapura adalah sasaran penting, ibarat menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com