Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal River Tubing dan Perkembangannya di Indonesia...

Kompas.com - 14/03/2019, 17:10 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - River tubing di Indonesia menjadi salah satu kegiatan wisata petualangan di berbagai daerah. Sensasi menghanyut dengan sarana ban di sungai tentu cukup menantang bagi sejumlah orang.

Ketua Umum Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI), Amalia Yunita mengatakan perkembangan wisata river tubing tak terlepas dengan kegiatan arung jeram. Menurutnya, river tubing berkembang di Sungai Alas, Aceh pada tahun 1990.

"Wisata arung jeram di Indonesia kan juga berkembangnya di sana. Tahun 1990-an, sudah ada river tubbing di Aceh," kata perempuan yang akrab disapa Yuni saat dihubungi KompasTravel, Kamis (14/3).

River tubing, menurut Yuni, secara prinsip adalah aktivitas wisata yang dilakukan di medan sungai, aliran irigasi, dan sungai yang mengalir di dalam gua. Sarana atau alat yang digunakan untuk river tubing adalah ban karet.

"Ban itu digunakan untuk menghanyut. Di ban itu ada pegangan untuk tangan, ada juga yang polos tanpa pegangan," ujarnya.

Rekan-rekan jurnalis dari Jakarta menikmati river tubing Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.SENDY ADITYA SAPUTRA Rekan-rekan jurnalis dari Jakarta menikmati river tubing Sungai Tempuran di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (12/4/2017). Sungai Tempuran menawarkan pengalaman river tubing sejauh empat kilometer dengan jeram-jeram yang menantang.
Saat ini, wisata river tubing telah berkembang di Indonesia. Dari catatan Yuni, wisata river tubbing mulai berkembang 5-10 tahun yang lalu di berbagai provinsi di Indonesia seperti Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Bali, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

"Tubing di sini kan pake ban, kalo di China seperti perahu kecil. Di China namanya drifting. itu di sungai ada yang asli dan buatan. Lebih ke wisata buatan," jelasnya.

Kini, wisatawan bisa menemukan wisata river tubing seperti di Goa Pindul (Yogyakarta), Goa Kalisuci (Yogyakarta), Sungai Citanduy (Ciamis), Sungai Santirah (Pangandaran), Sungai Kali Pring Kuning (Jawa Timur) dan berbagai tempat lain. Investasi usaha untuk wisata river tubing juga terbilang murah.

"Kalau arung jeram itu aja investasinya misalnya Rp 30 juta untuk perahu dan pelampung. Kalau river tubing itu kan pakai ban truk dan cukup pelampung. Relatif lebih murah modalnya dan lebih cepat berkembang wisatanya," tambahnya.

Usaha wisata river tubing umumnya berawal dari usaha perorangan dan juga kelompok sadar wisata (pokdarwis). Menurutnya, usaha river tubbing juga bermotif untuk memanfaatkan sungai.

"Daripada sungai kotor lebih baik kan jadi usaha dan membuat sungai jadi lebih bersih," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com