Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tradisi Etu, Tinju Adat Khas Nagekeo dan Ngada...

Kompas.com - 17/03/2019, 08:45 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUPONGGO, KOMPAS.com — Kampung Lembah Wulu, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur sebagai pusat tradisi Etu, tinju adat khas masyarakat adat di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.

Etu dalam bahasa Keo berarti tinju adat. Sebagaimana layaknya olahraga tinju. Etu yang merupakan warisan leluhur di seluruh di Kabupaten Nagekeo dan Ngada sangat berbeda dengan tinju modern.

Untuk tinju modern ada kalah dan menang sementara Etu atau tinju adat tidak ada yang menang dan kalah melainkan menjalin harmonisasi persaudaraan dan ikatan kekeluargaan diantara sesame warga Nagekeo dan Ngata yang berhubungan keturunan.

Baca juga: Wadah Wati dan Gelas Bambu di Nagekeo Mengurangi Pemakaian Plastik

Bahkan Etu ini sangat unik dibanding tinju modern. Tinju modern memakai sarung tangan sedangkan Etu menggunakan alat tradisional yang terbuat dari ijuk pohon enau. Sangat unik dan langka.

Untuk itu inilah kisah Etu dari Kampung Lembah Wulu di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT.

Kampung Lembah Wulu, Desa Wuliwalo, berada di bawah kaki bukit Kelinata. Kampung Wulu merupakan kampung tradisional Etu yang berada di bagian barat dari Kecamatan Mauponggo.

Kampung adat Wulu merupakan pindahan dari Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019) sebagai pusat tradisi Etu atau tinju adat di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.  KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Kampung adat Wulu merupakan pindahan dari Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwalo, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019) sebagai pusat tradisi Etu atau tinju adat di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.
Kampung Wulu merupakan pusat tradisi Etu di seluruh wilayah Kabupaten Nagekeo dan Ngada di Flores bagian Tengah. Belum banyak yang mengetahui keberadaan kampung adat Wulu sebagai pusat dan asli dari tradisi Etu.

Desa Wuliwalo terdiri dari empat anak kampung. Kampung Wulu, Iwo, Wagha dan Paga. Penduduk desa itu sebanyak 600 jiwa dan terdiri dari 200 kepala keluarga.

Baca juga: Sehari Tanpa Piring Pabrik di Nagekeo Flores...

Kita semua sudah mengenal dan menyaksikan tradisi Etu di bebeberapa kampung adat di wilayah Kecamatan Nagekeo dan Kabupaten Ngada. Namun, kita belum tahu asal mula dari tradisi tersebut.

Kompas.com didampingi Pemuda Mauponggo, Aston, Rabu (27/2/2019) menelusuri dan menggali jejak tradisi Etu langsung dari narasumber aslinya di Kampung Lembah Wulu. Berawal dari penasaran terhadap kisah-kisah heroik dari petarung-petarung etu tradisional di Kabupaten Nagekeo dan Ngada.

Baca juga: Indahnya Sunset di Pantai Ria Ende Flores

Berangkat dari Pastoran Joann Baptista Wolosambi, sekitar jam 12.00 Wita. Saat itu bertemu dan berbincang-bincang dengan pengurus Gereja Katolik Paroki Joann Baptista Wolossambi, Bruno Sawetoyo. Selanjutnya makan siang di rumah Bruno Sawetoyo sebelum berangkat ke kampung Lembah Wulu yang menjadi penasaran untuk ditelusuri.

Patung leluhur Suku Tongo di Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwala, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019). Setiap kampung adat di wilayah Kabupaten Nagekeo dan Ngada selalu ada patung nenek moyang untuk menghormati mereka sebagai penjaga kampung adat.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Patung leluhur Suku Tongo di Kampung adat Wulu Nua Puu, Desa Wuliwala, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Rabu (27/2/2019). Setiap kampung adat di wilayah Kabupaten Nagekeo dan Ngada selalu ada patung nenek moyang untuk menghormati mereka sebagai penjaga kampung adat.
Seusai makan siang serta minum jus pisang karya kaum perempuan di Mauponggo, Aston dan saya mulai melakukan perjalanan wisata dengan memakai sepeda motornya.

Dari Wolosambi laju sepeda motor yang dibawa Aston di jalan raya menuju ke arah Timur jalur Mauponggo-Pertigaan Gako, Boawae. Namun, laju sepeda motornya berhenti sejenak di sebuah pertigaan Kampung Kuyu. Laju sepeda motornya belok kiri.

Jalan pedesaan ke Kampung Wulu sebagian tanah dan seterusnya jalan rabat beton berkat dana desa yang digelontorkan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Jarak dari pertigaan Kampung Kuyu ke Kampung Wuju sepanjang 4 kilometer. Kalau sampai di Kantor Desa Wuliwalo sepanjang 7 kilometer. Jalannya menurun terus hingga tiba di Kampung Wulu. Aston mengendalikan sepeda motor dengan pelan karena Aston terus menginjak rem motornya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com