Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Hari Jadi Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Umat Beragama

Kompas.com - 25/03/2019, 15:11 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi


KUDUS, KOMPAS.com - Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menggelar peringatan hari jadi (Ta'sis) Masjid Menara Kudus ke 484, Minggu (24/3/2019).

Sesuai jadwal, Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus akan dilaksanakan selama dua hari dalam hitungan Hijriyah, 17 Rajab hingga 19 Rajab 1440 Hijriyah.

Pembukaan ditandai dengan lantunan doa dan pemukulan bedug oleh Ketua YM3SK, M Nadjib Hassan dengan disaksikan oleh sejumlah elemen di Kudus. Guyuran hujan tak menghambat kegiatan yang berlangsung di kawasan Masjid Menara Kudus tersebut.

Terlihat 19 orang panitia termasuk Nadjib berlindung dari hujan menggunakan payung hitam saat mengikuti kegiatan. Mereka yang mayoritas mengenakan baju koko dan sarung itu nampak khusuk tak bergeming dari guyuran hujan di depan Menara Kudus.

Pantauan di lokasi, taman Menara Kudus ditutupi dengan tumpukan batubata yang disusun sedemikian rupa menjadi panggung. Di panggung inilah, serangkaian acara ditampilkan.

"Alhamdulilah hujan. Harus disyukuri karena doa dikabulkan sesuai dengan tema yakni banyu panguripan atau air kehidupan," kata Nadjib usai pembukaan Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, di depan pangggung acara, di depan Menara Kudus, Minggu (24/3/2019).

Masjid Menara Kudus di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (30/5/2018) sore.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Masjid Menara Kudus di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (30/5/2018) sore.

Banyu Panguripan atau air kehidupan dipilih sebagai tema pada tahun ini. Banyu atau air ini merupakan sebuah instrumen untuk menghidupkan segala sesuatu yang mati. Air juga dipergunakan untuk  menyegarkan sesuatu yang kering atau membasahi jiwa yang kering imannya. Banyu Panguripan dianggap sebagai simbol penghubung antara manusia dan Tuhan.

"Simbol Banyu Panguripan ada di atas artefak mihrab Masjid Menara Kudus," ujar Nadjib.

Dalam peringatan Ta'sis Masjid Menara Kudus, panitia berupaya menyulap kawasan Menara Kudus selayaknya Kudus pada tempo dulu. 

"Masyarakat datanglah ke Masjid Menara Kudus supaya tak lupa sejarah penting di Kudus. Kami sajikan kesenian kuno, makanan kuno dan suasana kuno," kata Nadjib.

Baca juga: Dhandhangan dan Masjid Menara Kudus

Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus telah beberapa kali digelar. Acara ini juga digelar untuk mengedukasi masyarakat tentang sepak terjang Sunan Kudus, terutama kiprahnya dalam pembuatan Menara Kudus. 

"Masjid Menara Kudus adalah bukti toleransi agama yang terjalin sejak lama. Sunan Kudus ini adalah seorang wali yang penuh kesejukan. Kudus menjadi daerah yang damai dan penuh dengan tepa selira," imbuhnya.

Nadjib menjelaskan bahwa19 Rajab mewakili terbentuknya negeri Kudus. Hal ini merujuk dari prasasti yang ada di atas mihrab atau tempat imam masjid Al-Aqsha. Di prasasti disebutkan, Sunan Kudus telah membangun masjid Al Aqsha dan negeri Kudus pada tanggal 19 Rajab 956 Hijriyah. 

"Kita sudah bekerja sama dengan para ahli dan arkeolog untuk membaca bukti prasasti di atas mihrab atau tempat imam di masjid. Jadi Menara Kudus dan negeri Kudus tidak bisa dipisahkan," ujar Nadjib. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com