Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melirik Cantiknya Kain Tenun "Tana Ai" di Sikka Flores

Kompas.com - 30/03/2019, 11:52 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Proses Cukup Lama

Mama Rosia menjelaskan proses menghasilkan satu kain tenun yakni siapkan benangnya, wolot (gulung benang), goan (menyusun benang), ikat benang, celup warna, kasih warna, buka ikatan, nipet (merapikan motif).

Kemudian, ada yang disebut ara (membuat kanji) supaya benangnya tidak lembek. Setelah itu, jemur dan kasih warna. Lalu, mulai menenun untuk jadi satu lembar kain tenun.

Mama Rosia mengatakan, untuk menghasilkan satu kain tenun membutuhkan waktu yang cukup lama. Ada yang sampai satu minggu juga ada yang satu bulan. Lamanya waktu menenun tergantung motif.

Ia mengatakan, kain tenun yang dihasilkan anggota kelompok dijual antar anggota seharga Rp 250.000 per lembarnya. Sementara bila dijual di Pasar Waigete mencapai angka Rp 500.000 sampai Rp 600.000 per lembarnya.

Mama Maria menceritakan bahwa menenun adalah keahlian yang dulunya wajib dimiliki para perempuan di Kabupaten Sikka sebelum menikah. Tidak heran hingga kini tetap menjadi sebuah keahlian yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi.

“Saya belajar menenun sejak kelas tiga Sekolah Dasar. Kami memang diajarkan orang tua sejak kecil agar bisa menenun. Anak-anak kami sekarang juga diajarkan bagaimana menenun sejak SD," kata Mama Rosia.

Mama Rosia berharap pemerintah desa dan Pemkab Sikka untuk membantu kelompok kain tenun Bluen Bluen Butuk.

"Jujur saja, kendala kami masalah dana untuk membeli bahan-bahan tenun seperti benang dan warna. Kalau alatnya kami sudah punya," kata mama Rosia.

Ia juga berharap pemerintah bisa membantu mempromosikan kain tenun Tana Ai di mata nusantara dan dunia.

Selain kain tenun Tana Ai, desa Nangatobong, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka masih banyak kekayaan-kekayaan kultural dan potensi alam yang perlu dieksplorasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com