Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gajah Menjadi Simbol Nasional Negara Thailand?

Kompas.com - 06/04/2019, 15:00 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Negara Thailand memiliki julukan sebagai Negeri Gajah Putih. Hal itu karena gajah, terutama gajah putih merupakan hewan nasional Thailand. Gajah dalam bahasa Thailand disebut sebagai Chang.

Salah satu alasan utama ditetapkannya gajah sebagai simbol negara Thailand tidak lepas dari budaya masyarakat setempat. Mereka mengagumi kekuatan, daya tahan, dan umur panjang gajah yang luar biasa.

Sementara itu, gajah putih juga merupakan simbol Kerajaan di Thailand. Menurut tradisi Buddha, pada malam kelahiran Sang Buddha, ibunya bermimpi diberi bunga teratai oleh seekor gajah putih.

Baca juga: 5 Destinasi Wisata Thailand untuk Dikunjungi Awal 2019

Hewan itu pun menjadi sangat dihormati. Gajah putih bahkan menjadi simbol pada bendera Siam sampai awal tahun 1900-an. Karena hewan ini langka, mereka pun hanya digunakan untuk tugas kerajaan saja.

Gajah putih pun menjadi hadiah yang berharga pada masa kerajaan dahulu. Raja-raja Thailand akan menawarkan gajah putih.

Sejarah Gajah di Thailand

Gajah sebagai simbol nasional negara Thailand juga tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya. Sejak tahun 1500-an, masyarakat Thailand telah memanfaatkan ukuran dan kekuatan gajah sebagai kendaraan perang melawan Burma, Melayu, dan Khmer untuk melindungi kerajaan.

Pemanfaatan gajah bukan hanya untuk urusan perang. Mereka juga dipekerjakan di seluruh negeri untuk meringankan beban selama beberapa generasi. Biasanya gajah dimanfaatkan untuk mengangkut kayu jati dari kawasan penebangan di hutan lebat sebelah utara.

Gajah itu mulai dilatih sejak usia 10 tahun sebelum benar-benar mulai dipakai untuk bekerja. Gajah akan tetap bisa bekerja dan dimanfaatkan sampai sekitar usia 60 tahun.

Bendera Kerajaan Siam.Shutterstock Bendera Kerajaan Siam.

Meski masyarakat Thailand akrab dengan gajah, jumlah mereka semakin menurun dari sekitar 100.000 menjadi hanya kurang-lebih 5.000 ekor sejak awal abad ke-20. Hal itu karena gajah tidak lagi digunakan untuk aktivitas penerbangan yang dilarang pada tahun 1989.

Gajah pun mulai dialihkan ke sektor pariwisata. Gajah yang semula membawa kayu, kini mengangkut wisatawan dan melakukan perjalanan melalui hutan, atau tampil memukau di depan wisatawan.

Saat ini ada banyak festival gajah di Thailand. Salah satu festival paling terkenal adalah Surin Elephant Round-up yang diadakan setiap akhir pekan ketiga November. Pengunjung bisa menyaksikan ratusan gajah bermain game dan menjadi bagian upacara.

Gajah Thailand hari ini

Saat ini gajah Thailand banyak ditemukan di hutan-hutan di seluruh Thailand. Salah satunya adalah Suaka Margasatwa Thungyai Naresuan yang berada di Provinsi Uthai Thani, Tak, dan Kanchanaburi.

Gajah juga bisa ditemukan di hutan timur Dong Phayayen-Khao Yai. Kebanyakan gajah memang berlindung di taman-taman nasional negara Thailand karena mereka telah banyak kehilangan habitat alaminya akibat aktivitas perburuan dan penebangan.

Kini, sekitar setengah dari 3.000 gajah Thailand digunakan untuk pariwisata atau dipekerjakan dengan kondisi lingkungan yang tidak selalu cocok dengan mereka. Itu karena mahalnya biaya pemeliharaan gajah sehingga pemilik tidak lagi memperdulikan kebutuhan dasar hewan itu.

Baca juga: 5 Tempat Wajib Dikunjungi saat Berlibur ke Bangkok

Satu hal yang tidak diketahui wisatawan adalah, untuk membuat gajah bisa dikendarai dan dipekerjakan, gajah-gajah harus melalui proses Phajaan. Gajah akan dikurung dan disiksa sampai menjadi patuh.

Namun ada satu tempat yang diyakini gajah masih dirawat dengan baik. Salah satu tempat itu adalah Taman Alam Gajah di Chiang Mai. Di sini, pengunjung diizinkan untuk berinteraksi dengan gajah secara positif.

Masih ada tempat lain yang merawat gajah dengan baik. Dua tempat di antaranya adalah Boon Lott’s Elephant Sanctuary dan Wildlife Friends Foundation Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com