JAKARTA, KOMPAS.com – Mendaki gunung menjadi salah wisata petualangan yang populer di Indonesia. Namun sayangnya, kecelakaan dalam pendakian kerap terjadi di Indonesia.
Menurut data yang dihimpun Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau yang dikenal dengan BASARNAS, keselakaan pendakian mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir.
Kecelakaan terjadi karena berbagai faktor, termasuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan pendaki itu sendiri. Berikut ini Kompas merangkum 5 kesalahan berakibat kecelakaan yang sering dilakukan pendaki.
1. Tak paham upaya pertolongan pertama
Pendapat pertama disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan, Keselamatan, Keamanan Federasi Mounteneering Indonesia (FMI) dr. Iqbal El Mubarok. Menurutnya tak pahamnya para pendaki terhadap teknik pertolongan pertama ketika terjadi kendala pendakian menjadi salah satu kesalahan yang dapat berakibat fatal.
“Jadi yang pertama tak pahamnya pendaki terhadap pertolongan pertama, terutama untuk dirinya sendiri dulu. Artinya ketika gunung dengan tinggi 2.500 (mdpl) sudah masuk itu pentingnya mengetahui apa risiko yang akan terjadi seperti hipotermia dan lain-lain,” ujar Iqbal.
4. Kurang keterampilan
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Ade Wahyudi mengatakan, kesalahan kedua yang kerap menjadi penyebab kecelakaan pendakian adalah kurangnya keterampilan yang dimiliki pendaki tersebut.
“Jadi kurang terampilnya pendaki menyiapkan peralatan, fisik, terutama mental. Skill menyelesaikan kendala itu juga penting, jadi ada skill, knowledge,” paparnya.
3. Mengedepankan ego
Kemudian menurut traveler dan pendaki gunung Satya Winnie, pendaki yang mengedepankan ego pribadi juga bisa jadi penyebab kecelakaan dalam pendakian.
“Ego sangat bisa keluar saat kita sedang naik gunung. Pokoknya gua mau sampe puncak bodo amat lah ada badai ada apa, sotoy (sok tau) itu masih bener-bener ada di pendaki baik muda maupun tua,” ujarnya.
Menurutnya ego semacam ini sangat berpotensi mencelakakan diri sendiri dan orang lain.
4. Perlengkapan seadanya
Perlengkapan pendakian yang tak memenuhi standar menurut Pendaki Cilik 7 Summit of Indonesia Khansa juga merupakan faktor penyebab kecelakaan. Menurutnya, mendaki gunung adalah olah raga ekstrim sehingga memerlukan berbagai perlengkapan yang memadahi.
“Peralatan itu penting terutama sepatu yang jadi senjata kita saat naik gunung. Jadi harus kita pilih yang sebaik mungkin. Pokoknya peralatan itu harus benar-benar nyaman dipakai agar enggak bikin sakit di perjalanan,” tuturnya.
5. Tak paham obyek pendakian
Sekretaris Jenderal APGI, Rahman Mukhlis menambahkan, hal lain yang tak kalah penting disiapkan para pendaki adalah pengetahuan mengenai medan. Menurutnya, banyak pendaki yang abai terhadap hal ini sehingga segala persiapan pendakian tak sesuai obyek pendakian sehingga justru menyebabkan hal yang fatal.
“Jadi gunungnya tingginya berapa, suhunya berapa, jalurnya berapa panjang dan butuh berapa lama, medannya seperti apa, nah itu,” sebutnya.
Jika pendaki menghindari kesalahan-kesalahan ini selama pendakian, diharapkan angka kecelakaan dalam pendakian dapat ditekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.