Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Soeparlan, Pemilik Kebun Kurma di Magetan

Kompas.com - 18/04/2019, 13:15 WIB
Sukoco,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Dalam perkembangannya, bukan hanya bunga matahari yang dikembangkan Soeparlan di kebunnya, tetapi puluhan jenis tanaman buah dan puluhan jenis tanaman bunga turut dibudidayakan di kebunnya tersebut.

Untuk melengkapi kebunnya, Soeparlan membangun fasilitas seperti mushala, kolam renang anak anak, permainan outbond serta pemancingan untuk anak-anak serta 2 buah gardu pandang setinggi 10 meter. Pada akhir tahun 2017, Soeparlan membuka kebun kurmanya untuk umum.

Bibit kurma yang dibeli dari Inggris pada awal tahun 2019 terlihat mulai berbunga. Hal tersebut cukup mengejutkan, mengingat pohon kurma biasanya mulai berbuah pada usia 4 hingga 5 tahun. Namun 2 pohon kurma milik Soeparlan berbuah pada umur 2 tahun.

Sejumlah praktisi kurma dari Jawa Barat dan Kalimantan Selatan bahkan sampai melakukan penelitian terkait kurma yang telah berbuah di usia 2 tahun tersebut.

"Ada pengusaha kebun kurma dari Arab Saudi juga mau ke sini karena tidak percaya kurma di sini bisa berbuah di usia segitu. Mau lihat langsung," ujarnya.

Soeparlan sendiri belum bisa memastikan apa yang menyebabkan kurma yang ditanamnya berbuah di usia 2 tahun. Totalnya ada sekitar 8 pohon kurma yang ditanam di lahannya yang berbuah di usia 2 tahun, bahkan beberapa diantaranya belum mencapai usia 2 tahun.

Dia baru bisa menduga jika kondisi tanah di kaki Gunung Lawu merupakan salah satu penyebab kurmanya berbuah lebih awal. Faktor lainnya diantaranya pemupukan yang dilakukan sebelum musim hujan dan pasca musim hujan serta perlakuan pemotongan sepertiga bagian biji saat disemai disinyalir menjadi penyebab cepatnya kurma berbuah.

"Kami belum tahu pasti, tapi kemungkinan karena Magetan ini lokasinya yang bagus untuk bertanam kurma. Kita masih membuat percobaan," katanya.

Sayangnya buah kurma yang sudah mulai memasuki tahap masak tersebut mulai rontok karena faktor intensitas hujan yang tinggi. Untuk mencegah pembusukan, Soeparlan akhirnya memutuskan memanen buah kurmanya meskipun belum masak sempurna.

“Rasanya sudah manis tapi tahapannya baru mengkal. Orang Arab nggak jadi ke sini karena belum matang sempurna, belum sampai warna coklat,” katanya.

Soeparlan mengaku akan mengembangkan kebun pembibitan kurma yang berbuah lebih cepat di lahan kebunnya. Berkaca pada Thailand yang sukses mengembangkan kebun kurma, dia juga berharap Indonesia akan mengikuti jejak Thailand.

"Dengan tersedianya bibit yang bagus saya yakin Indonesia akan menjadi negara pengekspor kurma ke Arab, karena peluang pasarnya cukup besar,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com