Perajin keripik kulit belinjo Wiwik mengatakan, kenaikan harga belinjo menjelang bulan puasa menurutnya sudah hal rutin setiap tahun. Apalagi tahun ini bersamaan dengan habisnya masa pohon belinjo berbuah.
Menjelang bulan Ramadhan, para juragan juga mulai menimbun bahan baku pembuatan emping belinjo karena dipastikan permintaan jelang lebaran akan produk emping belinjo naik tajam.
“Biasanya pedagang besar ini belinjonya yang klatak, yang sudah dikupas itu rata-rata ditandu. (Ditimbun) Nanti kalau puasa dikeluarin. Kan mahal, kalau dibuat waktu bulan puasa hari raya nilai jualnya tinggi,” ujarnya.
Pembuat emping musiman menjelang bulan puasa menurut Wiwik juga menjadi salah satu penyebab mengapa belinjo mejadi mahal. Sulit dan mahalnya mencari buah belinjo membuat sejumlah perajin emping belinjo di Desa Purwosari pasrah lebih memilih menjadi buruh dengan bekerja pada para juragan yang memiliki belinjo.
"Di Yogyakarta itu ada emping manis yang keluar menjelang lebaran. Karena butuh banyak, pedagang belinjo yang biasa memasok disini itu pada menjual belinjonya kesana," kata Wiwik.
Untuk memenuhi kebutuhan buah belinjo, warga Desa Purwosari memang lebih banyak mendatangkan dari luar daerah seperti dari Kabupaten Pati, Kabupaten Bojonegoro serta Kabupaten Pacitan.