Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bar dan Pub Tahun 70-an yang Masih Beroperasi di Jakarta

Kompas.com - 20/04/2019, 10:02 WIB
Sherly Puspita,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Interior Le Bistro mirip dengan interior Jaya Pub. Mayoritas barang dan interior Le Bistro terbuat dari kayu.

Le Bistro juga menampilkan live music. Hanya saja, jika di Jaya Pup terdapat panggung utama untuk menampilkan grup band lengkap dengan sound system berukuran besarnya, Le Bistro hanya memiliki ruang tak begitu luas untuk meletakkan piano tua yang menjadi satu-satunya hiburan untuk pengunjung.

Di sisi selatan piano, sebuah bar yang terbuat dari kayu diletakkan dan dapat melayani permintaan minuman beralkohol para tamu.

Le Bistro menjual berbagai menu makanan Perancis. Namun nasi goreng, sop buntut, hingga sate juga masih dapat ditemui di sini.

Interior Le Bistro, MH Thamrin, Jakarta Pusat.Kompas.com/SHERLY PUSPITA Interior Le Bistro, MH Thamrin, Jakarta Pusat.

3. La Bodega

La Bodega merupakan bar dan restoran ketiga milik keluarga Frans Tumbuan yang masih beroperasi hingga saat ini. Lokasinya di Jalan Terogong Raya, Cilandak Jakarta Selatan. La Bodega juga didirikan pada tahun 70-an.

Konsep La Bodega tak jauh berbeda dengan Le Bistro. Interior terbuat dari kayu, live music, minuman beralhohol juga masih dipertahankan seperti saat pertama kali dibangun.

Ardianto memiliki alasan khusus mengapa tiap bar dan pub ini masih dipertahankan beroperasi hingga kini.

Interior La Bodega di Jalan Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan.Kompas.com/SHERLY PUSPITA Interior La Bodega di Jalan Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan.

“Ya nomor satu gini, selain itu yang menciptakan orang tua kami sendiri, dan juga masih ada market yang membutuhkan tempat seperti ini. Jadi kami putuskan tidak merubah dan kita tetap meneruskan seperti Jaya ini pertama kali dibangun.  Jadi tidak ada perubahan dari segi dekor, tipe lagu, dari segi market,” papar Ardianto saat dihubungi Kompas.com baru-baru ini.

Menurutnya, tak banyaknya pub dan bar tahun 70-an yang masih beroperasi menjadi sebuah peluang baginya. Apalagi melihat kecenderungan anak muda sekarang yang berbalik menyukai hal-hal yang berbau klasik.

“Tentunya kan ada regenerasi ya, cuma memang klien kami adalah umuran yang lebih dewasa. Tapi mahasiswa mungkin saja datang karena sekarang kan zaman berputar ya. Kalau kita lihat sudah banyak yang mulai bosan dengan hiruk pikuk barangkali. Terus mereka udah mulai kembali kepada lagu-lagu klasik, maksudnya klasik itu yang 70-an, 80-an, yang bisa diterima sama kuping mereka sekarang,” ungkapnya.

Jadi bagaimana? Tertarik mengunjungi tempat-tempat hiburan malam kasih ini?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com