Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mei 2019, Warga Baduy "Turun Gunung" Rayakan Seba

Kompas.com - 20/04/2019, 18:30 WIB
I Made Asdhiana

Editor

LEBAK, KOMPAS.com - Warga Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten "turun gunung" merayakan Seba pada 4 Mei 2019 dan diperkirakan dihadiri ribuan orang. "Kita berharap perayaan Seba berjalan lancar," kata pemuka adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Saija di Lebak, Kamis (18/4/2019).

Perayaan Seba akan dihadiri ribuan warga Baduy Luar dengan pakaian hitam-hitam dan ikat kepala biru dan Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibio, Cikawartana dan Cikeusik.

Warga Baduy Dalam dengan ciri khas berpakaian putih-putih dan ikat kepala putih untuk merayakan Seba berjalan kaki hingga ratusan kilometer.

Baca juga: Kaki-kaki Telanjang Penjaja Madu Baduy di Jakarta

Perayaan Seba Baduy rencananya digelar 4 Mei 2019 bertempat di Gedung Pendopo Pemerintah Kabupaten Lebak. Namun, sebelum perayaan Seba, warga Baduy berjalan kaki hingga 3 Km dari Kampung Pariuk ke Pemkab Lebak.

"Kami yakin perayaan Seba tahun ini cukup meriah karena panen hasil pertanian cukup bagus," kata Saija.

Baca juga: 5 Tips Berkunjung ke Desa Adat Baduy Banten

Kasubag Pemberitaan Humas Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Lebak, Aep Dian Hendriawan menyebutkan perayaan Seba tahun ini akan menampilkan produk kerajinan masyarakat Baduy. Diantaranya kain tenun, tas koja, batik dan aneka suvenir.

Seba Baduy
Warga Baduy Dalam berjalan kaki dari permukiman mereka di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (28/4/2017) sekitar pukul 05.30 untuk melakukan Seba Baduy. Tradisi tahunan warga Baduy itu dilakukan dengan berdoa dan membawa hasil bumi untuk kepala daerah setempat. KOMPAS/DWI BAYU RADIUS Seba Baduy Warga Baduy Dalam berjalan kaki dari permukiman mereka di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (28/4/2017) sekitar pukul 05.30 untuk melakukan Seba Baduy. Tradisi tahunan warga Baduy itu dilakukan dengan berdoa dan membawa hasil bumi untuk kepala daerah setempat.
Perayaan Seba Baduy tahun ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan asing.

Warga Baduy merayakan Seba dengan membawa komoditas hasil bumi seperti padi, gula aren, pisang, sayur-sayuran dan palawija. Selama ini, kehidupan warga Baduy mengandalkan dari hasil bercocok tanam pertanian ladang darat.

"Dari hasil pertanian ladang itu sebagian diantaranya diserahkan kepada kepala daerah," kata Hendriawan.

Ia mengemukakan, perayaan Seba Baduy merupakan bentuk silaturahmi warga Baduy dengan kepala daerah, yakni bupati dan gubernur sebagai "Bapak Gede" atau kepala pemerintah daerah.

Kegiatan Seba Baduy dilakukan setelah warga Baduy menjalani ritual kawalu selama tiga bulan. Pada kurun waktu tersebut kawasan Baduy tertutup bagi wisatawan.

Perayaan Seba Baduy merupakan upacara tradisi sakral warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak yang telah dilaksanakan secara turun temurun sejak zaman Kesultanan Banten.

Warga Baduy menunggu puncak acara Seba Baduy. Tak jauh dari mereka, hasil bumi seperti pisang, beras, dan gula merah ditumpuk di Pendopo Lama Gubernur Banten, Serang, Banten, Sabtu (29/4/2017). Selain sebagai tradisi tahunan warga Baduy, Seba Baduy juga menjadi daya tarik pariwisata Banten. KOMPAS/DWI BAYU RADIUS Warga Baduy menunggu puncak acara Seba Baduy. Tak jauh dari mereka, hasil bumi seperti pisang, beras, dan gula merah ditumpuk di Pendopo Lama Gubernur Banten, Serang, Banten, Sabtu (29/4/2017). Selain sebagai tradisi tahunan warga Baduy, Seba Baduy juga menjadi daya tarik pariwisata Banten.
Perayaan Seba itu nanti disampaikan dari masyarakat Baduy yakni menitipkan pesan kepada pemerintah untuk menjaga kelestarian alam, hutan, dan lingkungan.

Selama ini warga Baduy tinggal di kawasan hutan Gunung Kendeng dan perlu pengamanan dan penjagaan agar kelestarian hutan tersebut tidak menimbulkan malapetaka bencana alam. "Kami berharap Seba Baduy menjadi destinasi wisata yang bisa mendatangkan wisatawan," tambah Hendriawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com