Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Obyek Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Liburan ke Wakatobi

Kompas.com - 23/04/2019, 09:00 WIB
Rifqi Aufal Sutisna,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

WAKATOBI, KOMPAS.com – Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara terkenal dengan wisata baharinya yang memukau. Keindahannya pun sempat dianugerahi sebagai Best Resort and Spa dari Dive’s Magazine Travel Award di peringkat ketiga.

Pesona bawah laut Wakatobi kerap masuk dalam daftar kunjungan para penyelam dan para pecinta olahraga diving. Di sini, wisatawan dapat melihat secara langsung beragam jenis terumbu karang dan biota laut lainnya.

Jika Anda juga turut memasukan Wakatobi di daftar agenda destinasi wisata, beberapa tempat di Wakatobi wajib Anda datangi. Berikut di antaranya:

1. Pantai Taduno

Pantai Taduno ibaratnya seperti pantai tersembunyi karena letaknya berada di ujung tanjung Pulau Kaledupa, tepatnya di Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Pantai Taduno ibaratnya seperti pantai tersembunyi karena letaknya berada di ujung tanjung Pulau Kaledupa, tepatnya di Desa Sombano, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Pantai Taduno di Desa Sombano, Wakatobi kerap dilupakan wisatawan karena letaknya yang bisa dibilang tersembunyi, tepatnya berada di ujung tanjung Pulau Kaledupa. Walaupun tersembunyi, pantai ini menyimpan pesona alam yang begitu memukau.

Pantainya memiliki pasir putih dan hamparan lautan berwarta biru terang. Pantai ini cocok bagi Anda yang menyukai tempat panas untuk bermain atau sekadar berjemur di pinggir pantai.

Baca juga: GenPI akan Buat Pariwisata Wakatobi Melesat

Ketika hari sudah menjelang sore, pengunjung dapat menikmati matahari terbenam bersama keindahan berbagai jenis burung yang beterbangan dan hutan mangrove. Sedangkan saat surut, airnya bisa melebar sampai 75 meter ke bawah.

Pantai Taduno merupakan pantai terluas di Desa Sombano dengan garis pantai sepanjang 400 meter dengan gelombang laut yang cukup tinggi.

2. Desa Pajam

Desa Pajam, desa tertua perajin tenun Wakatobi.HangSiu Henry YUEN Desa Pajam, desa tertua perajin tenun Wakatobi.

Desa ini merupakan daerah penghasil kerajinan tangan khas Wakatobi seperti kain tenun dan cindera mata eksotis. Desa Pajam juga merupakan desa tertua di Wakatobi yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal muasal peradaban Kerajaan Kaledupa.

Wilayah ini dikenal dengan kawasan Benteng Palea yang merupakan salah satu obyek wisata paling sering dikunjungi wisatawan saat mendatangi Pulau Kaledupa.

Baca juga: Seru! Anak-anak Wakatobi Berenang dan Panjat Pinang di Laut

Di sini, Anda bisa melihat beberapa gadis yang sedang belajar menenun bersama ibunya menjelang pernikahan atau pada usia 20 tahunan. Kegiatan ini dilakukan karena penenun di Desa Pajam menguasai keterampilan menenun secara turun-temurun.

Anda bisa membeli kain khas ini sebagai oleh-oleh atau untuk dipakai sendiri. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung motif dan jenis tenunnya.

3. Desa Liya Togo

Pantai Liya Togo, di sisi selatan Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara menjadi salah satu obyek wisata pariwisata yang dikelola masyarakat setempat.KOMPAS.com/BUDI BASKORO Pantai Liya Togo, di sisi selatan Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara menjadi salah satu obyek wisata pariwisata yang dikelola masyarakat setempat.

Berada di sisi selatan Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Desa Liya Tago menyuguhkan sejumlah pepohonan singkong, kedondong, dan juga asam yang tumbuh di sela-sela batuan, hanya beberapa putuh meter dari pantai.

Desa ini merupakan daerah penghasil bahan baku makanan tradisional khas Wakatobi. Singkong adalah bahan baku untuk membuat kasomi, sementara kedondong untuk membuat perende, sejenis sayur asam.

Baca juga: Meriahnya Parade Kebudayaan Bahari Masyarakat Wakatobi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com