Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Wisata Kuliner Ramah Lingkungan

Kompas.com - 23/04/2019, 15:05 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner jadi salah satu motivasi terbesar turis dunia untuk memilih destinasi wisata. Tak heran banyak kota di dunia yang menonjolkan makanan sebagai bintang utama untuk menarik wisatawan.

Tak terkecuali di Indonesia, negara yang kaya akan khazanah makanan dan minuman lokal ini begitu menarik untuk dijelajah dalam soal rasa hidangan.

Masalahnya wisata kuliner juga meninggalkan jejak karbon yang tidak sedikit. Mulai dari yang dihasilkan transportasi dari dan menuju restoran, kemasan, sampai produk makanan itu sendiri. Berikut adalah enam cara berwisata kuliner ramah lingkungan:

1. Lebih Baik Makan di Tempat Langsung dibanding Bungkus

Makan langsung di rumah makan, cafe atau restoran berarti memangkas bungkus kemasan makanan seperti sterofoam, kotak karton, kertas bungkus, atau plastik. Belum lagi ditambah alat makan dari plastik.

Makan di tempat langsung sebenarnya juga terbilang praktis dan dapat merasakan suasana kehidupan masyarakat setempat.

2. Bawa Kotak Makan Sendiri

Mulailah untuk mempertimbangkan membawa kotak makan sendiri saat berwisata. Hal ini untuk mengakali jika Anda memang gemar membungkus makanan. Pilihlah kotak makan kedap udara, bertutup rapat, dan kalau bisa dengan bahan yang dapat dipanaskan langsung di microwave. Membuat makanan dapat disimpan lebih awet.

Hal yang menjadikan restoran ini patut dikunjungi adalah bahan-bahan organik yang digunakan. Warung Bumi Langit di Yogyakarta ini merupakan bagian dari Bumi Langit Institute, sebuah komunitas berbasis lokal yang memproduksi aneka panganan dan kerajinan lokal.KOMPAS.COM/ARI PRASETYO Hal yang menjadikan restoran ini patut dikunjungi adalah bahan-bahan organik yang digunakan. Warung Bumi Langit di Yogyakarta ini merupakan bagian dari Bumi Langit Institute, sebuah komunitas berbasis lokal yang memproduksi aneka panganan dan kerajinan lokal.

3. Habiskan Makanan yang Telah Disajikan

Limbah makanan merupakan penyumbang karbon terbesar ke tiga di dunia. Habiskan makanan yang Anda pesan. Cara lain adalah memesan dalam porsi yang sesuai dengan Anda agar tidak berlebih. Jika masih bersisa, bungkuslah makanan Anda dengan kotak makan yang telah dibawa. Makanan ini dapat disantap ketika Anda lapar di jalan atau di penginapan.

4. Pilih Rumah Makan Hasil Tani Lokal

Rantai makanan menyumbang emisi yang cukup besar. Dengan memilih rumah makan yang memanfaatkan produk lokal, secara tidak lansung mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari distribusi makanan. Jika bisa, pilihlah rumah makan yang memanfaatkan produk hasil tani organik dan ramah lingkungan.

Besek Idul Adha dari Restoran Kedai Sirih Merah.Kompas.com/Silvita Agmasari Besek Idul Adha dari Restoran Kedai Sirih Merah.

5. Pilih Produk Kuliner Tradisional

Sebelum plastik dikenalkan, orang Indonesia sebenarnya memanfaatkan produk ramah lingkungan untuk membungkus barang dan makanan. Contohnya daun pisang, daun jati, besek dari anyaman bambu atau pandan.

Sampai saat ini produk makanan tradisional seperti kue, terasi, ikan asin, nasi rames, dan berbagai hidangan tradisional lain masih mengandalkan kemasan ini. Selain lebih ramah lingkungan, sebenarnya kemasan organik tersebut membuat makanan terasa lebih mantap dari segi rasa dan aroma.

6. Hindari Menggunakan Alat Makan Sekali Buang

Sedotan, sumpit bambu, sendok, serta garpu plastik adalah peralatan makan sekali pakai yang langsung dibuang. Hindari menggunakan peralatan makan tersebut, alih-alih bawalah sendiri seperti sedotan stainless, sendok, garpu, dan sumpit alumunium.

Jika memang tidak punya atau lupa dibawa, ada cara lain yakni meminum langsung minuman dari gelas atau makan secara tradisional dengan jari bersih langsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com