Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Arief Yahya: Konser Musik Malaka 2019 Dorong Keajaiban Masin Lulik

Kompas.com - 24/04/2019, 10:04 WIB
M Latief

Editor

BETUN, KOMPAS.comKonser Musik Perbatasan Malaka dan Kefamenanu (KMP-MK) 2019 menyingkap keajaiban Masin Lulik, yakni dua kawah lumpur garam dan minyak bumi dengan beragam mitos yang menyertainya.

Kemeriahan KMP-MK 2019 digelar hari ini dan besok, Rabu - Kamis, 24-25 April 2019, di Paroki Kamanasa (MISI), Betun, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konser dibuka dengan penampilan Maria Vitoria (Marvi), penyanyi asal Timor Leste (Tiles), Rabu (24/4/2019). Sehari berikutnya, giliran Penyanyi Bondan Prakoso yang beraksi.

Konser KMP-MK 2019 ini akan menjadi konektor utama destinasi Masin Lulik yang merupakan primadona bagi wisatawan. Lokasinya ada di dalam kawasan Cagar Alam Maubesi.

Untuk mencapai Masin Lulik hanya butuh waktu sekitar 20 menit dari Betun. Lokasinya ditandai dengan dua kawah besar yang masih aktif.

Gunungan kawahnya setinggi 30 meter dan diameternya sekitar 2-3 meter. Uniknya, kedua lubang kawah itu meletupkan material berbeda.

Kawah pertama meletupkan material garam, sedangkan yang satunya mengeluarkan minyak bumi. Jarak antar bibir kawah sekitar 500 meter.

"Bukan saja alam sekitarnya yang eksotis, tapi Masin Lulik memang fenomena menarik sehingga menjadi destinasi sangat unik. Kedua lubang kawah dengan kandungan materi yang berbeda ini kan sangat langka, apalagi kawahnya muncul di kawasan perbatasan Tanah Timor," kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani, Selasa (23/4/2019).

Menjaga kesakralan

Mengacu pada bahasa Tetum, Masin Lulik artinya garam yang keramat. Spot ini dipercaya sudah eksis sejak ribuan tahun silam.

Secara teritorial Masin Lulik masuk ke dalam administratif Desa Litamali, Kobalima, Malaka. Banyak mitos berkembang terkait keberadaan destinasi ini.

Ya, masyarakat setempat mengatakan Masin Lulik dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah. Orang yang sudah meninggal dunia dipercaya akan bertempat tinggal di Masin Lulik.

Kawasan ini familiar sebagai Foho Oan Tolus. Oleh karena itu, masyarakat sekitar kerap melakukan ritual adat di dalam kawasan Masin Lulik. Pada beberapa sisi lokasinya terlihat tulang belulang hewan tergantung.

"Nuansa mistik Masin Lulik semakin membuat destinasi ini tampak eksotis. Kepercayaan masyarakat setempat memang demikian. Semua tentu harus dihormati," kata Ricky.

"Tradisi adat di sini masih dijalankan secara rutin dan turun temurun. Warna tradisi ini tentu membuat Masin Lulik makin terlihat eksotis, apalagi pemandangan di sekitarnya sangat bagus. Jadi, selagi berada di KMP-MK 2019, silahkan berkunjung ke Masin Lulik," lanjut Ricky.

Untuk menjaga kesakralan Masin Lulik, tutur Ricky, ada beberapa peraturan yang wajib dijalankan pengunjungnya. Setiap pengunjung diwajibkan melepaskan alas kakinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com