Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Leworok, Kopi Khas Flores Timur yang Kaya Aneka Rasa

Kompas.com - 24/04/2019, 18:21 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

LARANTUKA, KOMPAS.com - Sudah tahu kan kalau Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu salah satu daerah penghasil kopi yang berkualitas tinggi? Sudah coba kan kopi flores yang dengan aneka rasa itu?

Kopi flores memang memiliki keunikan tersendiri. Aromanya yang khas membuatnya berbeda dengan kopi daerah lainnya.

Salah satunya yang anda bisa rasakan adalah Kopi Leworok. Kopi Leworok ini adalah kopi khas Kabupaten Flores Timur.

Minggu (7/4/2019), Kompas.com mengikuti Festival Bale Nagi di Pantai Rako, Desa Pantai Oa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Baca juga: Mencari Kopi Manggarai di La Bajo Flores Coffee...

Tepat pukul 15.00 saya dan teman jurnalis tiba di Pantai Rako itu. Suasananya tampak ramai. Masyarakat yang ikut Festival Bale Nagi cukup serius menyaksikan beragam atraksi yang disajikan panitia.

Namun, tepat di sebelah kanan arena festival itu ada sebuah stan kecil yang berukuran 3 x 3 meter beratapkan terpal ramai dikerumuni warga.

Kami pun jadinya ikut menepi di stan yang tampak ramai itu. Ternyata, itu adalah stan penjual Kopi Leworok. Di dinding belakang terpampang jelas tulisan "Kopi Leworok".

Baca juga: Kopi Indonesia Turut Meramaikan Vienna Coffee Festival

Warga terlihat terpaksa antrean untuk membeli kopi yang sudah dibungkus dalam kemasan itu. Di kulit kemasannya bertuliskan "Kopi Leworok".

Beberapa menit kemudian, stan sudah mulai sepi tanpa pengunjung. Saya pun merapat ke stan itu dan langsung menyapa si penjual sekaligus peracik Kopi Leworok tersebut.

Senyum ramah terpancar di wajah sang peracik Kopi Leworok ini. Tegur sapa pun dimulai. Ternyata sang peracik kopi ini bernama Yosep Lawe Oyan.

Baca juga: Ngopi Asyik di Tampaksiring Sambil Belajar soal Kopi

Dalam meracik dan mempromosikan Kopi Leworok itu, ia tidak sendiri. Istri tercintanya pun ikut aktif memasarkan hasil racikan mereka kepada publik.

Kepada Kompas.com, ia menceritakan awal perjuangannya meracik kopi dari Kampung Leworok, Desa Leraboleng, Kecamatan Titihena, Kabupaten Flores Timur hingga Kopi Leworok dikenal dan kini digandrungi para pecinta kopi di nusantara ini.

Ia menceritakan bahwa di kampung kecilnya mempunyai satu potensi alam yang perlu dikembangkan yakni Kopi Leworok.

Sebagai tokoh muda di desanya, ia berpikir besar agar mengembangkan kopi dari para petani untuk menjadi produk kopi yang berkualitas dan penuh aneka rasa.

"Saya mulai merintis usaha Kopi Leworok ini pada tahun 2015. Awalnya, saya prihatin dengan para petani yang sulit memasarkan kopi. Banyak kopi yang dijual di pasar, tetapi banyak yang tidak laku. Dan bawa pulang ke kampung. Sebagai anak petani kopi, saya merasa bertanggung jawab membantu para petani kopi di desa," tutur pria yang biasa disapa Yoland itu pada Kompas.com.

Ia melanjutkan, sejak saat itulah dirinya berpikir untuk menemukan ide bagaimana mengolah Kopi Leworok agar memiliki nilai tawar dan ekonomis yang tinggi. Ia bermimpi, Kopi Leworok tidak bisa sebatas dijual di kios-kios dalam kemasan plastik biasa.

Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dari hobi nongkrong di kafe-kafe sewaktu kuliah di Yogyakarta, Yoland bersama istri, Elisabet Nue Manuk merintis usaha dengan mengisi waktu luang dengan mengolah biji Kopi Leworok yang dibeli dari para petani menjadi bubuk kopi.

Kopi Leworok asal Flores Timur.KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Kopi Leworok asal Flores Timur.
"Awalnya kami berdua mulai mengolah biji kopi menjadi bubuk lalu dipasarkan. Kami tawarkan bubuk kopi yang sudah diolah di kios-kios dan di hari pasar. Awalnya kemasan masih memakai plastik bening yang lazimnya dijual di Flores. Tetapi kutang diminati," ungkap Yoland.

Ia pun memikirkan inovasi baru dengan menggantikan bungkusan Kopi Leworok dengan kemasan yang lebih menarik. Hingga akhirnya, kopi ini sangat diminati masyarakat setelah ia mengganti kemasannya.

Kopi bubuk Leworok sudah dijual dalam kemasan yang cantik dan menarik. Bungkusan dari bahan plastik yang berwarna hitam dan bertuliskan "Kopi Bubuk Leworok, Kopi Asli".

"Sejak ganti kemasan sampai saat ini kami sudah mencicipi hasil usaha Kopi Leworok. Kami juga sudah sukes menciptakan pasar bagi kopi dari kampung kecil bernama Leworok," sambung Yoland.

Yoland memaparkan pemberian nama Kopi Leworok karena usahanya itu beranjak dari kopi biji asal kampung Leworok. Pemberian nama itu juga bertujuan untuk mengangkat martabat kampung kelahirannya yakni Kampung Leworok. Lewat Kopi Leworok ini, kampungnya yang nun jauh di sana, kini menjadi dekat dan dikenal banyak orang.

Kopi Leworok adalah kopi jenis Robusta yang memiliki rasa kopi yang unik sehingga berbeda dengan kopi jenis lainnya. Hal itu disebabkan tempat tumbuhnya di sekitar gunung berapi Leraboleng. Humus tanah khas gunung berapi terasa hingga ke aroma kopi yang sedap.

Kopi Leworok khas Flores Timur.KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Kopi Leworok khas Flores Timur.
Yoland menjelaskan ia bersama istrinya meracik Kopi Leworok dengan proses tradisional. Biji kopi digoreng dengan alat yang berbahan kayu. Kayu yang dipakai pun mesti berkadar kambium tinggi. Katena semakin tinggi kambiumnya, hasilnya kopinya pun pasti beraroma khas.

"Bagi kami pengolahan kopi itu turut mempengaruhi cita rasa kopi. Kopi yang digoreng secara tradisional akan memiliki cita rasa yang unik. Aroma dan rasanya terasa nikmat dan sedap," tuturnya sambil melayani pembeli Kopi Leworok di stannya itu.

Ia sudah memasarkan Kopi Leworok ke kota Malang, Jakarta bahkan sudah ada pembeli dari Hongkong.

Saat ini, Yoland memasarkan Kopi Leworok  dalam kemasan 145 gram dengan harga Rp 20.000 dan 130 gram dengan harga Rp 15.000.

"Tahun 2019 ini berusaha agar Kopi Leworok mendapat izin dari BPOM bisa keluar. Sehingga pemasaran Kopi Leworok bisa lebih meluas ke seluruh belahan dunia," katanya.

Jejak Filosogis dari Kopi Leworok

Yoland mengungkapkan, kopi sebenarnya bukan sebatas soal rasa. Menurutnya, setiap tegukan kopi itu memiliki jejak filosofis.

"Kopi itu juga cerita tentang perjuangan hidup dan mati. Lebih dari itu, bahwa dalam setiap tegukan kopi itu menyadarkan saya akan perjuangan yang tak kenal lelah dari para petani terutama sang ayah yang bertahan hidup dengan bertani kopi. Bagi saya, itu makna penting dari kopi," ungkapnya dengan wajah serius.

Baginya, menjadi petani kopi tidaklah mudah. Bahkan lebih pahit dari rasa kopi itu sendiri. Para petani sudah merawat dengan penuh peluh keringat, belum tentu harga kopi berpihak pada mereka. Kadang naik, kadang turun. Petani terpaksa mengikuti harga pasar yang tidak bisa dikendalikan orang kecil.

"Ayah saya petani kopi. Setiap kali saya meneguk kopi, selalu teringat perjuangan orang tua dulu. Mereka harus berjuang memikul kopi melewati Sungai Konga yang berarus deras di musim hujan. Dari Hokeng mereka pulang membawa anakan kopi Robusta untuk ditanam di Leworok. Bagi saya, kopi adalah riwayat perjuangan hidup dan mati," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Desa Leraboleng, Polus Makin mengapresiasi langkah tokoh muda Yosep Lawe Oyan yang sudah mengangkat martabat Kampung Leworok dengan merintis usaha kopi dengan nama Kopi Leworok.

Menurut Polus, apa yang dilakukan Yoland adalah upaya nyata untuk memajukan kehidupan petani kopi di desanya yang sudah lama terbelenggu dengan sistem ijon dari para tengkulak.

Tidak hanya itu, ia juga mengaku dengan nama kopi Leworok itu, nama kampung yang ada di desanya sudah semakin terkenal.

"Saya tidak pernah menduga kalau Kopi Leworok begitu diminati masyarakat Flores Timur dan beberapa kota di Pulau Jawa. Saya sangat berharap Kopi Leworok semakin dikenal banyak orang dan yang pasti makin dicintai para penikmat kopi di mana pun berada," ungkap Polus dengan bangga.

Bagi anda yang hendak berkunjung ke Kabupaten Flores Timur, silakan merasakan nikmatnya Kopi Leworok di kafe, warung, dan hotel yang ada di kota Larantuka.

Kalau anda hendak membeli Kopi Leworok dalam kemasan, silakan tanya di kios-kios dan pasar yang ada di kota Larantuka atau pun di tempat-tempat wisata yang dikunjungi. Rasakan sensasi nikmat dan aroma dari kopi khas Flores Timur ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com