Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Diduga Jadi Penyebab “Kemacetan” di Gunung Merbabu yang Sempat Viral

Kompas.com - 25/04/2019, 20:08 WIB
Sherly Puspita,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa hari yang lalu beredar video yang menunjukkan kepadatan di jalur pendakian Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Video tersebut pertama kali dibagikan oleh pemilik akun instagram @riaaanpostman pada Minggu (21/4/2019). Dalam video tersebut menunjukkan banyaknya pendaki membuat pergerakan turun dan naik gunung nyaris terhenti.

Unggahan ini kemudian diunggah ulang oleh pengelola akun @mountnesia dan @natgeoindonesia hingga menjadi viral. Hingga hari ini, Senin (22/4/2019) video tersebut telah 54.645 kali dilihat oleh para pengikut akun @mountnesia dan dilihat sebanyak 89.448 kali oleh pengikut akun @natgeoindonesia.

Plh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Johan Setiawan mengatakan, saat itu memang tengah digelar dua acara besar di puncak Gunung Merbabu yang melibatkan banyak peserta.

“Tapi yang kemarin itu (kemacetan di jalur pendakian) di luar dugaan kami karena pada saat itu ada 2 kegaiatan besar. Karena bersamaan ini menjelang ramadhan menggejar sebelum puasa. Jadi bertemulah di situ (titik kemacetan),” ujar Johan saat dihubungi KompasTravel, Kamis (25/4/2019).

Ia melanjutkan, sempitnya jalur pendakian dan banyaknya ranting serta ranting pohon juga menjadi penyebab kepadatan.

Di samping beragam alasan teknis tersebut, Johan menyebut jumlah pendaki Gunung Merbabu memang terus mengalami peningkatan. Ia menduga hal itu juga menjadi salah satu penyebab kepadatan yang terjadi.

Untuk mencegah kejadian terwsebut terulang kembali, mulai hari ini pendaki harus melakukan booking online sebelum melakukan pendakian Gunung Merbabu.

Johan mengatakan, pemberlakuan aturan baru ini merupakan tahap uji coba demi ketertiban pendakian di Gunung Merbabu.

“Booking online itu adalah menejemen pendaftaran secara online untuk mendata pendaki dalam hal pengaturan kuota pendaki,” kata dia.

Johan mengatakan, booking online ini dapat dilakukan melalui website resmi BTNGMB http://www.tngunungmerbabu.org. Selain melalui website, pihaknya juga telah menyiapkan aplikasi booking dan akan segera diuji coba,

Ketika sampai di Pos Sabana Satu, Gunung Merbabu, alang-alang menghampar luas. Di belakang jalur, bukit-bukit berjajar indah.KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Ketika sampai di Pos Sabana Satu, Gunung Merbabu, alang-alang menghampar luas. Di belakang jalur, bukit-bukit berjajar indah.

Menurutnya langkah ini diharapkan dapat digunakan sebagai pemantau dan pengaturan jumlah pendaki yang naik dan turun gunung sehingga tak terjadi penumpukan pendaki.

Tak hanya itu, melalui kebijakan ini Johan berharap dapat menghimpun data lengkap pendaki dan rombongannya sehingga dapat memudahkan proses evakuasi apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Kepadatan pendaki di Gunung Merbabu.

 “Jadi kalau yang di booking online itu data intinya adalah siapa yang berangkat dan berapa orang  dan kapan naik dan turunnya, nomor identitas, dan nomor kontak person yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat. Kalau ngisi di rumah kan dia punya banyak waktu,” sebutnya.

Menurutnya, uji coba penerapan booking online ini baru diterapkan di jalur pendakian Selo Lama. Jika uji coba ini berjalan lancar, maka nantinya metode ini akan dipermanenkan. Telah diberitakan sebelumnya, kepadatan pendakian sempat terjadi di Gunung Merbabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com