Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersembunyi di Tengah Hutan, Ini Danau Koliheret di Sikka Flores

Kompas.com - 26/04/2019, 08:15 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Panoramanya indah, udaranya sejuk karena dikelilingi pepohonan besar nan rindang. Itulah Danau Koliheret yang berada di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Danau mungil ini terletak di tengah hutan. Itulah sebabnya danau ini diibaratkan mutiara tersembunyi di tengah hutan.

Pohon-pohon  di sekitar Danau Koliheret ini bertumbuh subur. Masyarakat setempat memang dilarang menebang pohon di sekitar danau ini.

Selain karena ada larangan, danau ini memang dianggap angker. Konon ceritanya danau ini merupakan sebuah kampung yang tenggelam saat hujan lebat.

Baca juga: Sejarah Logu Senhor, Tradisi Portugis yang Bersemayam di Sikka Flores

Karena dianggap angker, pemerintah desa dan daerah pun tidak berani mengembangkan danau ini untuk menjadi tempat wisata. Padahal, Danau Koliheret ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Ketika Kompas.com mengunjungi danau ini, Minggu (21/4/2019) sekitar pukul 11.20, suasana amat sunyi. Air danau sangat tenang dan berwarna khas hijau. Pepohonan di sekelilingnya membuat suasana teduh.

Saya mengunjungi danau ini dengan salah satu tokoh adat desa Watudiran bernama Petrus Hugo Pulung (69) dan beberapa orang warga.

Baca juga: Mengenal Sejarah Proses Pembuatan Kain Tenun di Sikka Flores

Petrus inilah yang pemilik lahan danau itu. Dia juga dianggap memiliki kemampuan khusus membuat danau ini tidak angker. Kemampuan itu diperolehnya selama puluhan tahun belajar di tanah rantau.

Ia mengatakan, sejak dahulu memang tidak ada orang yang berani masuk di danau itu. Karena di dalam danau itu ada penghuninya. Dan itu ada sejarahnya.

"Beberapa tahun lalu saya pulang. Langsung saya pindahkan mereka ke tempat lain. Jadi sekarang, danau ini bisa ditata untuk jadi tempat wisata. Sehingga bisa dikunjungi para wisatawan. Tempat ini aman untuk dikunjungi sekarang," jelas Petrus.

Karena itu, Petrus juga mendesak Pemerintah Kabupaten Sikka agar segera menata Danau Koliheret.

"Harus cepat dibersihkan. Selagi saya hidup. Pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk menata ini. Semuanya sudah aman. Danau ini harus ditata biar banyak pengunjung yang datang. Tujuannya untuk peningkatan ekonomi masyarakat," desak Petrus.

Penghuni Danau

Selain keindahan alam dan udaranya yang sejuk, Danau Koliheret ini ternyata memiliki sesuatu yang aneh dan unik. Anda pasti tercengang bahkan tidak percaya mendengarnya.

Petrus yang adalah pemilik danau ini menjelaskan bahwa di dalam air Danau Koliheret ada hidup banyak ayam yang hidup. Ayam-ayam tersebut dinamakan "Ayam Rano".

Ia melanjutkan, ayam-ayam itu adalah peliharaan warga kampung yang tenggelam. Ayam-ayam ini terus hidup dan berkembang biak hingga sekarang.

"Kalau mau lihat ayamnya di permukaan air, kita cukup memukul kayu pohon di sekitar danau. Bisa juga dengan tepuk tangan. Pasti ayamnya muncul. Biasanya, ayam-ayam ini muncul pagi dan sore," terang Petrus.

Saat di danau ini, Kompas.com bersama beberapa warga menyaksikan ayam-ayam ini muncul ke permukaan danau ketika kami bertepuk tangan. Waktu itu hanya kepalanya saja yang tampak dan tidak banyak.

Danau Koliheret yang berada di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (21/4/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Danau Koliheret yang berada di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (21/4/2019).
Danau Koliheret Segera Ditata

Kepala Desa Watudiran, Maxentius Maxmulianus mengatakan pada tahun 2017 pemilik lahan bersama tokoh masyarkat desa sudah membuka Danau Koliheret untuk dijadikan tempat wisata ke Pemerintah Kabupaten Sikka untuk peningkatan ekonomii warga.

"Danau ini pasti segera ditata. Kita sudah ajukan proposal inisiatif pengelolaan Danau Koliheret ke dinas Pariwisata. Kita juga sudah usulkan agar Danau Koliheret dijadikan aset wisata dalam Musrembangdes. Tinggal menunggu tindak lanjut dari dinas terkait saja," ujar Maxentius kepada Kompas.com di kantor desa Watudiran.

Ia mengatakan, pemerintah desa akan pelan-pelan menata dan memoles Danau Koliheret untuk jadi menarik dikunjungi khsusunya fasilitas di sekitar danau yang bisa dibangun dari dana desa.

Bagi dia, satu hal yang juga penting adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) pelaku pariwisata lokal.

"Jangan sampai tempatnya sudah ada, tetapi masyarakatnya belum siap. Ini bisa jadi soal juga. Sehingga tahun ini kita anggarkan dana untuk pendidikan bagi pemandu wisata lokal dan warga mengenai pelayanan kepada wisatawan," kata Maxentius.

Pesona danau mungil Koliheret di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Minggu (21/4/2019).KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS Pesona danau mungil Koliheret di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Minggu (21/4/2019).
Ia menambahkan, pemerintah desa Watudiran berharap segera ada desain dan penataan dan anggaran dari Pemkab Sikka, termasuk membersihkan rumput liar yang ada di sekitar danau.

Sedangkan, untuk pohon-pohon besar tidak boleh ditebang agar danau tetap hijau dan udaranya sejuk terus.

Kalau anda penasaran dengan cerita keunikan Danau Koliheret ini, silakan berkunjung, lokasinya di Desa Watudiran, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

Dari kota Maumere, jaraknya sekitar 50 kilometer ke arah timur. Anda bisa membawa kendaraan roda 2 ataupun roda 4.

Kondisi jalan menuju Danau Koliheret ini lumayan bagus. Memang ada jalan yang berlubang, tetapi dominan aspalnya mulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com