Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keajaiban Kubah dan Gletser Garam yang Menakjubkan di Iran

Kompas.com - 26/04/2019, 17:11 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com Gletser biasanya ada di wilayah dengan musim dingin seperti Skandinavia. Begitu pula kubah pergunungan yang biasanya terdiri dari bebatuan dan pasir. Namun, Iran memiliki gletser dan kubah yang tidak biasa.

Jika biasanya garam identik dengan lautan, gletser dan kubah di daratan Negara Iran ini terdiri dari garam dan bukan es atau batuan. Fenomena luar biasa ini bisa disaksikan di berbagai wilayah Iran.

Baca juga: 5 Fenomena Alam Paling Memukau di Dunia

Salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan keunikan kubah dan gletser garam di Iran adalah Pergunungan Zagros. Tempat ini sejajar dengan pantai kawasan Iran yang ada di Teluk Persia.

Pergunungan yang terbentuk akibat tabrakan lempeng Arab dan Eurasia ini berada di sisi barat daya Iran. Tabrakan dua lempeng itu menyisakan banyak lipatan dan patahan di wilayah pergunungan ini.

Terbentuknya kubah dan gletser garam

Meski hamparan garam ada di daratan, fenomena kubah dan gletser garam ini tetap berhubungan dengan lautan. Hal itu dikarenakan jutaan tahun yang lalu, perairan Teluk Persia lebih luas dari sekarang.

Saat air laut surut, banyak garam yang tertinggal di daratan. Lapisan garam itu kemudian perlahan tertutup oleh sedimen atau endapan yang dibawa oleh air hujan dari pergunungan sekitarnya.

Baca juga: 4 Keindahan Alam Afrika, Ada Air Terjun hingga Pergunungan Bersalju

Seiring waktu, lapisan sedimen semakin menebal dan bertambah padat. Selain itu, lapisan sedimen juga semakin berat sehingga sangat membebani lapisan garam di bawahnya. Lapisan garam pun mulai mengalami fenomena gletser.

Kubah Garam di Negara Iran.Shutterstock Kubah Garam di Negara Iran.

Gletser es di Skandinavia terjadi karena lapisan es bawah yang terbebani oleh berat lapisan es di atasnya sehingga menjadi semacam aliran sungai es. Fenomena itu juga dialami oleh gletser es di Iran saat lapisan garam bergerak seperti air karena berat lapisan sedimen atasnya.

Fenomena unik ini dikenal sebagai tektonik garam. Lapisan garam yang bergerak seperti air lalu mencari jalan keluar melalui celah batuan sedimen atasnya. Saat berhasil ditembus, lapisan garam akan muncul ke permukaan berbentuk kubah yang dikenal sebagai diapir.

Namun, terkadang lapisan garam yang muncul ke permukaan tidak membentuk kubah, melainkan menyebar secara horizontal dan menjadi semacam gletser garam.

Hamparan kubah,gletser, hingga goa garam

Meski menyajikan keunikan alam yang fenomenal, sekarang tempat ini masih belum masuk daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Akan tetapi sekarang tempat ini sedang dipertimbangkan untuk masuk ke dalam daftar tersebut.

Terdapat sekitar 130 kubah garam yang memengaruhi struktur sebelah selatan Pergunungan Zagros. Lapisan garam yang muncul ke permukaan dari celah bebatuan bisa ditemukan saat menjelajah pergunungan ini.

Selain kubah garam, ada banyak goa garam di sini. Bahkan salah salah satunya merupakan goa garam terpanjang di dunia. Gua itu memiliki panjang lebih dari 6,4 kilometer di Gunung Namakdan.

Baca juga: Mengintip 5 Keajaiban Alam Benua Australia

Meski unik, kubah garam Iran ini mungkin terancam dengan aktivitas tambang minyak di masa depan. Hal itu karena batuan kedap air yang ada di kubah garam kerap menyimpan minyak di bawah lapisan batuan.

Contoh fenomena seperti itu bisa ditemukan di Amerika Serikat, Meksiko, Laut Utara, Jerman, dan Rumania. Saat ini lokasi kubah garam di negara-negara telah menjadi sumber minyak bumi yang melimpah dan telah ditambang selama bertahun-tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com