Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2019, 12:18 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Sebanyak 89 Paroki di Keuskupan Ruteng dan sejumlah Paroki di Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Maumere dan Keuskupan Larantuka memakai kain tenun khas Flores saat perayaan Kamis Putih dan Jumat Agung.

Tradisi Tengge dengan kain tenun songke dipakai oleh 12 Rasul yang mendapatkan tugas di Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Kevikepan Borong, Keuskupan Ruteng.

"Setiap tahun saat perayaan Kamis Putih, ke-12 Rasul yang mendapatkan tugas memakai Tengge (ikat kain di pinggang) dengan kain tenun songke khas Manggarai Timur. Dan juga memakai topi songke khas Manggarai Timur," kata Ketua Dewan Pastoral Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga, Lukas Sumba, kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).

Baca juga: Paskah di Kupang, Lampu Minyak Tanah Dipasang di Pinggir Jalan

Sumba menjelaskan, warisan leluhur orang Manggarai Timur sebelum mengenal celana panjang selalu memakai Tengge saat perayaan Paskah dan perayaan lainnya. Saat misionaris yang bertugas di seluruh Keuskupan Ruteng 100 lebih tahun yang lalu, para misionaris itu menjumpai umat memakai kain tenun songke dengan tradisi Tengge.

"Memakai kain tenun songke dengan Tengge dipadukan dengan baju putih dan topi songke melestarikan budaya memakai kain tenun Songke di tengah maraknya produksi celana panjang dari pabrik. Jika tidak lagi melestarikan tradisi ini maka perlahan-lahan akan luntur," jelasnya.

Baca juga: Lantunan Doa Para Peziarah Logu Senhor di Gereja Tua Sikka

Baldinus Ndoi, salah satu dari 12 Rasul yang mendapatkan tugas kepada Kompas.com, Kamis, (18/4/2019) mengungkapkan salah satu tradisi yang terus dipertahankan di Paroki Santo Arnoldus dan Josef Waelengga sejak misionaris pertama bertugas di Paroki itu, Pater Armin Matierz, SVD selalu membiasakan diri bagi 12 Rasul yang mendapatkan tugas memakai kain tenun songke yang dipakai 12 Rasul.

"Ini merupakan warisan budaya yang dipertahankan dan dilestarikan di Paroki ini sesuai dengan adat istiadat setempat. Ini juga kekhasan dari umat Katolik yang memiliki tradisi Tengge. Kebiasaan ini untuk mengangkat budaya lokal di tengah pengaruh global khususnya cara berpakaian. Saya bangga dengan tradisi Tengge dengan kain tenun songke saat perayaan Kamis Putih. Ini artinya bahwa tradisi lokal tetap dilaksanakan didalam Gereja Katolik," katanya.

Ketua Seksi Liturgi Paroki Santo Josef Freinademetz Wajur, Aloysius Angkap kepada Kompas.com, Sabtu, (20/4/2019) menjelaskan, 12 Rasul yang bertugas di Paroki itu saat perayaan Kamis Putih memakai Tengge dengan kain tenun Songke dengan kain sapu dikenakan di kepala dipadukan dengan baju putih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com