Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mudik ke Solo, Jangan Lupa Sambangi Tempat Ini

Kompas.com - 20/05/2019, 14:40 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Jika berkunjung ke sini, wisatawan akan ditemani seorang tour guide. Begitu memasuki pintu gerbang, wisatawan langsung menuju pendopo bergaya Jawa-Eropa.

Pendopo tersebut biasa digunakan untuk pertunjukkan tari dan wayang. Wisatawan juga bisa masuk ke Pringgitan, yaitu tempat dimana keluarga kerajaan tinggal. Termasuk ke tempat penyimpanan benda-benda kerajaan.

7. Candi Cetho

Candi yang terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar ini diperkirakan dibangun pada akhir masa Kerajaan Majapahit atau sekitar abad ke-15 masehi.

Maka tak heran bila Candi Cetho memiliki ornamen bergaya agama Hindu pada seluruh bangunannya.

8. Candi Sukuh

Seperti Candi Cetho, Candi Sukuh juga berada di lereng Gunung Lawu. Tepatnya di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Candi yang juga bergaya agama Hindu ini diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-15 masehi.

Diduga, Candi Sukuh ini dibangun untuk tujuan pengruwatan yaitu ritual menangkal atau melepaskan kekuatan buruk yang mempengaruhi kehidupan seseorang.

Dugaan tersebut berdasarkan dari relief candi yang menggambarkan cerita pengruwatan.

9. Pasar Triwindu

Pasar yang berdiri sejak tahun 1939 ini menyediakan berbagai barang antik dengan kondisi yang masih terjaga.

Keunikan tersebutlah yang menjadikan Pasar Triwindu sebagai bagian dari wisata budaya di Kota Solo.

Wisatawan bisa menemukan perabotan vintage lucu dari masa lalu seperti kursi, lemari, gramofon, cermin, koin kuno, sepeda kuno, piring dan perabot lainnya.

Kepopulerannya saat ini bahkan meluas hingga ke mancanegara. Ini dibuktikan dari banyaknya turis asing yang singgah ke pusat perniagaan tersebut.

10. Museum Batik Danar Hadi

Museum Batik Danar Hadi atau biasa juga disebut House of Danar Hadi ini berdiri sejak tahun 1967 dan konon memiliki lebih dari 10.000 lembar kain.

Komplek museum sendiri meliputi bangunan megah yang berdiri di antara rimbunnya pepohonan. Jika dilihat dari luar, suasana museum tampak asri.

Batik yang menjadi koleksi museum tersebut kebanyakan merupakan koleksi pribadi dari H. Santosa Doellah.

Namun, ada pula batik-batik hasil lelang, pemberian dari beberapa publik figur tenar, dan batik yang dibuat di workshop Danar Hadi.

Lantaran banyaknya koleksi batik yang terdapat di sana, Museum Danar Hadi berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com