Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik ke Malang, 10 Obyek Wisata Sejarah yang Wajib Dikunjungi

Kompas.com - 29/05/2019, 11:04 WIB
Andi Hartik,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kota Malang menyimpan banyak destinasi wisata heritage. Bangunan lama yang masih terpelihara bisa menjadi tujuan kamu untuk menikmati liburan sambil belajar tentang Kota Malang di masa lalu.

Kepala Seksi Promosi Wisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Agung H Buana mengatakan, ada 10 obyek wisata bersejarah yang harus kamu kunjungi saat berwisata ke Kota Malang, terutama saat menikmati libur Lebaran.

1. Balai Kota Malang

Balai Kota Malang dibangun sejak tahun 1927 dan baru digunakan pada November 1929. Ketika itu, Kota Malang berada dalam pemerintahan Ir. EA Voorneman sebagai wali kota.

Kamu bisa melihat arsitektur bangunan yang ada di Jalan Bundaran Tugu yang masih asli. Bangunan tTerdiri dari lobby sebagai ruang utama disertai dengan lorong ke kanan dan ke kiri dengan berbagai ruangan ruangan yang berjejer.

2. Tugu Merdeka

Suasana di Alun-alum Tugu Kota Malang, Kamis (1/9/2016).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Suasana di Alun-alum Tugu Kota Malang, Kamis (1/9/2016).

Tugu Merdeka juga dikenal dengan Alun-Alun Tugu atau Alun-Alun Bunder. Sebutan Alun-Alun Tugu karena di tengahnya terdapat tugu. Penyebutan Alun-Alun Bunder karena bentuknya yang bulat.

Alun-Alun tersebut berada di depan Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Malang. Kamu bisa melihat berbagai jenis tanaman bunga di sana atau hanya sekedar bersantai dan berburu foto.

3. Candi Badut

Warga Dusun Badut, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang menggelar bersih desa di Candi Badut, Minggu (22/7/2018). Ritual adat bersih desa itu dilaksanakan setiap tahun sekali, yakni pada Senin Wegi, Bulan Selo menurut penanggalan Jawa, sebagai ekspresi rasa syukur warga atas nikmat yang didapatnya.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Warga Dusun Badut, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang menggelar bersih desa di Candi Badut, Minggu (22/7/2018). Ritual adat bersih desa itu dilaksanakan setiap tahun sekali, yakni pada Senin Wegi, Bulan Selo menurut penanggalan Jawa, sebagai ekspresi rasa syukur warga atas nikmat yang didapatnya.
Candi Badut berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Malang, tepatnya di Dusun Badut, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Kamu bisa melihat candi yang diyakini dibangun pada masa Raja Gajayana yang memimpin Kerajaan Kanjuruhan pada Tahun 682 Saka atau 760 Masehi. Selain itu, kamu bisa menjelajah area candi dengan berjalan kaki.

4. Klenteng Eng An Kiong

Salah satu umat Tionghoa saat meletakkan dupa usai memanjatkan doa di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang untuk memperingati Imlek 2568 atau Tahun Baru China 2017, Sabtu (28/1/2017)Kontributor Malang, Andi Hartik Salah satu umat Tionghoa saat meletakkan dupa usai memanjatkan doa di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang untuk memperingati Imlek 2568 atau Tahun Baru China 2017, Sabtu (28/1/2017)
Untuk menuju Kelenteng Eng An Kiong, kamu bisa menuju Jalan Laksamana Martadinata. Berdiri sejak tahun 1825, kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di Malang.

Kamu bisa melihat arsitektur kelenteng yang didominasi warna merah serta menyesap suasana di sana.

5. Ijen Boulevard

Ijen Boulevard atau Jalan Raya Ijen dikenal sebagai kawasan kota mandiri pada saat pemerintahan Kolonial Belanda. Di kawasan itu, kamu bisa menjelajah komplek perumahan khas Belanda.

Di sana, kamu bisa melihat rumah-rumah dengan gaya arsitektur yang klasik. Kamu juga bisa mampir ke Gereja Ijen yang menjadi tempat ibadah penghuni kawasan tersebut.

6. Gereja Kayu Tangan

Kawasan Kayutangan, Kota Malang, dengan latar belakang pemandangan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Kayutangan, Kamis (3/3/2016). KOMPAS/DAHLIA IRAWATI Kawasan Kayutangan, Kota Malang, dengan latar belakang pemandangan Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Kayutangan, Kamis (3/3/2016).
Gereja Kayu Tangan atau Gereja Katolik Hati Kudus Yesus berada di Jalan Jenderal Basuki Rachmat.

Gereja itu dibangun pada tahun 1905 dengan dua menara setinggi 33 meter. Kamu bisa sekedar melihat atau memotret arsitektur gereja yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.


7. Cor Jesu

Cor Jesu merupakan komplek bangunan pendidikan, yakni SMPK dan SMAK Cor Jesu.

Komplek bangunan itu dibangun pada tahun 1900-an dengan arsitektur romantiek khas Belanda.

Bangunan itu sudah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Malang.

8. GPIB Immanuel

Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel berdiri sejak 31 Oktober 1861 dan merupakan gereja tertua di Malang.

Gereja tersebut berada di Jalan Merdeka Barat. Kamu bisa melihat keharmonisan agama yang dilambangkan melalui letaknya yang bersebelahan dengan Masjid Jami Kota Malang.

9. Hotel Pelangi

Sejumlah lukisan keramik bekas masa penjajahan Hindia Belanda di Hall Lodji Coffe Shop and Resto Hotel Pelangi Kota Malang, Selasa (7/11/2017)KOMPAS.com / Andi Hartik Sejumlah lukisan keramik bekas masa penjajahan Hindia Belanda di Hall Lodji Coffe Shop and Resto Hotel Pelangi Kota Malang, Selasa (7/11/2017)
Hotel Pelangi dibangun pada tahun 1870 oleh Abraham Lapidoth, seorang pengusaha hotel berkebangsaan Belanda.

Saat itu, hotel yang ada di Jalan Merdeka nomor 3 Kota Malang itu bernama Hotel Lapidoth, representasi dari pemiliknya. Waktu itu, bangunan hotel berbentuk joglo dan terdiri dari 50 kamar.

Tentunya kamu bisa menginap di Hotel Pelangi sambil merasakan romantisme meski mengalami berbagai pengembangan.

10. Kampung Heritage Kayutangan

Kampung Heritage Kayutangan merupakan komplek perkampungan yang ada di koridor Kayutangan. Rumah-rumah di komplek perkampungan itu masih banyak yang mempertahankan arsitektur lamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com